Akselerasi Eliminasi Malaria 2030, Kemenkes Gandeng SBY

- Kemenkes meluncurkan roadmap penanganan malaria hingga 2045
- Presiden ke-6 RI, SBY, terlibat dalam program tersebut
- Malaria merupakan penyakit menular tanpa batas wilayah, perlu kolaborasi internasional
Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, meluncurkan roadmap penanganan malaria Indonesia hingga tahun 2045 di Gedung Kemenkes, Kamis (10/10/2024).
Kemenkes pun menggandeng Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk melakukan program tersebut.
1. Peran SBY dapat mempercepat penanganan malaria di kawasan Asia Afrika

Budi menyampaikan apresiasinya kepada SBY yang telah bersedia mengambil peran penting sebagai pemimpin strategis global dan Ketua Asosiasi Pemimpin Malaria Asia Pasifik (APLMA).
Ia berharap, peran SBY dapat mempercepat penanganan malaria di kawasan Asia Pasifik seiring dengan upaya global untuk memberantas penyakit menular ini.
"Saya berterima kasih sekali kepada Bapak SBY karena berkenan mengambil peran sebagai pemimpin strategis dunia dan pemimpin APLMA. Diharapkan, ini bisa mendorong penanganan malaria di sisi global," kata Budi.
2. Malaria penyakit menular tak kenal batas

Budi menegaskan, malaria merupakan penyakit menular yang tidak mengenal batas wilayah.
Penyebarannya dapat terjadi antarnegara sehingga kolaborasi internasional sangat diperlukan dalam upaya eliminasi.
"Contohnya adalah Papua dan Papua Nugini. Kalau kita menyelamatkan Papua Barat, maka Papua Nugini juga akan selamat. Jadi, eliminasi malaria harus dievaluasi secara global dan dilakukan bersama-sama," ujar dia.
3. Target eliminasi malaria 2030

Budi menekankan pentingnya percepatan akselerasi untuk mencapai target eliminasi malaria yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2030.
"Sebenarnya, WHO memiliki target agar malaria tereliminasi pada 2030, yang berarti tidak ada penularan lokal di Indonesia. Kalau ada penularan dari luar, itu masih bisa ditangani. Inilah yang sedang kita dorong, akselerasinya," ujar Budi.