BMKG Rilis Daftar Daerah Berpotensi Dihantam Cuaca Ekstrem, Mana Saja?

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem, selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Kepala BMKG, Diwkorita Karnawati, menerangkan kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas tinggi.
"Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain, pertama ada Monsun Asia, yakni aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan," ujar Dwikorita dalam keterangannya, Selasa (27/12/2022).
Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan.
"Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial northerly surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator," ucap dia.
Kedua, adanya pembentukan indikasi tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu pertumbuhan pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar Indonesia. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara.
1. Ada bibit siklon tropis 95W

Ketiga, BMKG menganalisis adanya Bibit Siklon Tropis 95W di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua barat. Bibit Siklon Tropis 95W menghasilkan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb.
"Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah," kata dia.
Keempat, BMKG menyebut ada aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. Aktivitas atmosfer itu menunjukkan kondisi dapat meningkatkan pertumbuhan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
2. Potensi cuaca ekstrem pada 27-28 Desember 2022

BMKG mengeluarkan prediksi adanya potensi cuaca ekstrem terjadi pada 27-28 Desember di sejumlah daerah. BMKG mengeluarkan potensi siaga dalam periode tersebut.
Berikut daerah yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem:
1. DKI Jakarta
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Barat
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. Banten
8. Bali
9. Nusa Tenggara Barat
10. Nusa Tenggara Timur
11. Sulawesi Selatan
12. Maluku
13. Papua
14. Papua Barat
Selan itu, BMKG juga mengeluarkan potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dari 27 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023.
Berikut daftar daerahnya:
1. Banten
2. Jawa Barat
3. DKI Jakarta
4. Jawa Tengah
5. DI Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. Bali
8. NTB
9. NTT
Daerah berpotensi hujan sedang hingga lebat:
1. Aceh
2. Bengkulu
3. Sumatera Barat
4. Lampung
5. Sumatera Selatan
6. Kalimantan Selatan
7. Sulawesi Selatan
8. Sulawesi Tenggara
9. Maluku Tenggara
10. Papua Barat
11. Papua
3. Potensi daerah yang dilanda awan cumulonimbus
Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, ada sejumlah wilayah yang berpotensi tumbuh awan cumulonimbus (CB) dalam sepekan ke depan. Periodenya dari 27 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023.
Berikut daftar wilayahnya:
Tanggal 27 Desember 2022
Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Sulawesi Selatan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, dan Papua.
Tanggal 28 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas Aceh, Perairan Bengkulu, Selat Sunda, Perairan selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali. NTB, NTT, Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Laut Banda, Teluk Cendrawasih, Laut Arafuru dan Papua.
Tanggal 29 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Sunda, Perairan selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Laut Jawa, Selat Makassar, Sulawesi Selatan, Laut Banda, Laut Arafuru dan Papua.
Tanggal 30 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu, Sumatera Selatan, Selat Sunda, Perairan selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Sulawesi.
Tanggal 31 Desember 2022
Jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Sumatera Selatan, Selat Sunda, Perairan selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Arafuru dan Papua.
Tanggal 01 Januari 2023
Jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Selat Sunda, Perairan selatan Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafuru.
Tanggal 02 Januari 2023
Jalur penerbangan di atas Perairan Bengkulu, Bengkulu, Perairan selatan Jawa Tengah hingga NTB, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafuru.