Di Balik Jeruji: Mengintip Kehidupan Koruptor di Rutan Merah Putih KPK

- Rutan KPK disorot karena skandal suap mantan kepala Rutan KPK Achmad Fauzi dan 15 eks pegawai KPK yang telah jadi terdakwa.
- Jurnalis menyusuri rutan tempat para koruptor ditahan, dimulai dari pemeriksaan ketat hingga blok sel yang sunyi.
- Terdapat area olahraga, ruang registrasi dan poliklinik, blok sel wanita dan pria, serta ruang tatap muka di rutan tersebut.
Jakarta, IDN Times – Rumah Tahanan (Rutan) KPK tengah disorot karena skandal suap yang dilakukan oleh mantan Kepala Rutan KPK Achmad Fauzi dan 15 eks pegawai KPK yang telah jadi terdakwa belum lama ini.
Untuk memberikan transparansi, KPK mengajak puluhan jurnalis untuk menyusuri rutan tempat para koruptor ditahan pada Kamis (10/10/2024) lalu. Rutan ini terletak tepat di belakang Gedung Merah Putih KPK. Gedung bertingkat dua inilah jadi tempat penahanan pejabat yang merampas uang rakyat.
Setiap sudut rutan ini menceritakan kisah tentang penyesalan dan harapan di balik jeruji besi. Berikut penelusuran IDN Times.
1. Ibarat masuk dimensi lain

Begitu memasuki rutan, kami disambut oleh petugas rutan KPK. Di lobi utama, kami diarahkan untuk menyimpan semua barang bawaan ponsel, dompet, jam tangan, dan uang tunai ke dalam loker yang disediakan. Kami juga melepas sepatu dan berjalan menggunakan sandal yang bertuliskan rutan KPK.
Tidak ada yang boleh dibawa masuk, seperti ritual menanggalkan atribut dunia luar sebelum melangkah ke ruang yang sama sekali berbeda. Rasanya seperti memasuki dimensi lain, di mana setiap hal diperiksa dan diatur dengan ketat.
Bahkan ponsel dan alat tulis yang bagaikan jantung bagi jurnalis pun tidak diperbolehkan dibawa. Hanya berbekal ingatan dan panca indera kami melaporkan.
Setelah menyimpan barang-barang pribadi, kami melewati tiga tahapan pemeriksaan yang menyeluruh. Kami diminta untuk berjalan melewati metal detector. Setelah itu, ada seorang petugas wanita rutan KPK yang memeriksa detail badan saya. Beres, petugas tersebut mengetuk pintu besi tanda saya lolos cek pertama.
2. Pemeriksaan pengunjung berlapis

Namun nampaknya saya belum bisa bernafas lega karena pemeriksaan belum selesai. Saya dan sejumlah jurnalis diarahkan petugas untuk masuk ruangan.
Bagi pengunjung wanita, ada ruangan khusus yang dilengkapi dengan metal detector. Seluruh bagian tubuh diperiksa oleh petugas wanita, menciptakan suasana yang agak canggung, terutama bagi saya yang baru pertama kali mengalami prosedur ini.
Rasa risih dan ketidaknyamanan muncul, seakan setiap gerak dan niat kami diperiksa dengan saksama. Bahkan tak luput sudut bagian kewanitaan pun diperiksa dengan metal detektor.
3. Area tahanan hirup kebebasan dalam rutan

Usai pemeriksaan, kami memasuki area terbuka yang dirancang untuk kegiatan olahraga para tahanan. Area ini memiliki ukuran sekitar 10x20 meter, dikelilingi oleh tembok tinggi dengan CCTV yang terpasang di seluruh penjuru. Terdapat beberapa alat olahraga seperti sebuah meja pingpong, dumbbell, dan sebuah treadmill.
Suasana di sini terasa lengang, seperti oase kecil di tengah kehidupan yang terkurung. Plt. Karutan KPK, Togi Robson Sirait menjelaskan setiap tahanan mendapatkan waktu berolahraga selama 90 menit pada hari kerja, dan 120 menit di akhir pekan. Di sini, mereka bisa melihat sinar matahari di balik tembok yang tinggi.
"Tahanan hanya bisa menghirup udara di area ini tiap pagi dan sore mulai pukul 06.00 sampai pukul 09.00, dan pukul 15.00 sampai 18.00, jam tersebut juga dibagi dua dengan tahanan pria dan wanita," paparnya.
4. Alat mandi sampai sabun cuci standar KPK

Setelah itu, kami diarahkan menuju ruang registrasi dan poliklinik. Ruangan ini, dengan ukuran sekitar 5x10 meter, dibagi menjadi beberapa bagian kecil dengan dinding putih bersih.
Di sinilah para tahanan menerima barang-barang kebutuhan dasar, seperti peralatan mandi, handuk, selimut, dan alat kebersihan yang sesuai standar KPK, misalkan untuk detergen yang disediakan yakni detergen bubuk, sabun pun sabun batangan. Barang tersebut mungkin saja tidak standar dengan tahanan rutan KPK yang notabene pejabat yang mungkin alergi dengan barang murah.
Togi mengatakan tahanan bisa meminta sabun mandi atau cuci dan odol yang biasa dipakai kepada keluarga, namun tetap dengan pemeriksaan yang ketat oleh petugas. Tak jarang, mereka mengecek barang dengan membuka kirimkan barang pribadi dari keluarga
"Jadi barang yang dibawa keluarga masukkan dalam kontainer, lalu kita lakukan pemeriksaan ketat," imbuhnya.
5. Sel tahanan untuk koruptor

Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan menuju blok sel. Saat tiba di blok tahanan wanita, suasana terasa sunyi dan suram. Blok ini terdiri dari dua kamar isolasi berukuran 2x2 meter dan dua kamar umum yang masing-masing mampu menampung tiga tahanan.
Di depan pintu blok ini, seorang petugas wanita duduk berjaga dengan serius, menciptakan aura kehati-hatian. Ketika melihat ke dalam, hanya ada ketenangan yang menegangkan; setiap kamar tampak rapi namun sepi, seperti mengingatkan bahwa di balik pintu ini terdapat kisah yang belum terungkap.
Di blok pria, yang terletak sedikit lebih jauh, ruangannya jauh lebih besar. Blok ini memiliki tiga kamar isolasi berukuran 2x2 meter dan enam kamar umum, dengan total kapasitas hingga 25 orang. Saat ini, ada 18 tahanan pria yang menempati ruang tersebut.
“Ruang isolasi di sini tidak seperti di film, gelap dan menyiksa. Kamar kami terang dan berukuran dua meter, hanya saja tahanan tidak bisa menghirup udara luar,” jelas Togi.
Suasana di blok pria ini lebih terbuka, tetapi tetap dikelilingi oleh rasa sunyi dan kesendirian yang mendalam.
6. Area tatap muka bagi tahanan

Perhentian terakhir kami adalah ruang tatap muka, sebuah ruangan berukuran sekitar 5x7 meter yang dilengkapi dengan pendingin udara. Suasana di sini terasa lebih sejuk dan nyaman, menciptakan kontras dengan ketegangan di area lainnya.
Di ruang ini, para tahanan dapat bertemu dengan keluarga dan kuasa hukum, meskipun masih dibatasi oleh jeruji besi.
"Di sini, tahanan bebas melakukan apa saja tapi tetap kami awasi karena kan ini ruangan terbuka tanpa sekat bisa bertemu dengan keluarga atau kuasa hukumnya," imbuhnya.
Ruang tatap muka juga tersedia di lantai dua. Denahnya pun sama dengan deretan kursi besi di ruang terbuka. Saat kami duduk di ruangan tatap muka dan mendengarkan penjelasan Togi, sejumlah penghuni rutan yang mengenakan rompi oranye nampak turun dari tangga atas, beberapa di antaranya pejabat yang tersandung korupsi dalam proyek Kalimantan Seolah tak mau dilihat, langsung menutupi wajah dengan tangan.
Rutan Merah Putih bukan hanya sekadar tempat menghukum, tetapi juga ruang refleksi bagi para pelaku korupsi yang kini merasakan dampak dari tindakan mereka. Setiap ruangan dan sudutnya mengisahkan tentang kehidupan yang hilang dan penyesalan yang menggelayuti.
Tentunya, rutan untuk masyarakat kelas kakap ini berbeda situasi dengan rutan Cipinang yang penuh sesak dengan tahanan.