Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Disabilitas Antusiasme Ikuti Tadarus Al-Quran Isyarat di Kemenag

ilustarsi membaca Al-Qur'an (pexels.com/Michael Burrows)
Intinya sih...
  • Tadarus Al-Quran Isyarat (Taqi) digelar selama Ramadan 2025 oleh Kementerian Agama, diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan.
  • Taqi bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membaca Al-Quran isyarat, dihadiri para alim ulama, akademisi, guru, mahasiswa, sahabat tuli muslim, serta juru bahasa isyarat.
  • Program Ramadan Kementerian Agama menjadi bagian dari upaya mewujudkan layanan keagamaan yang inklusif bagi seluruh umat Islam, termasuk sahabat tuli.

Jakarta, IDN Times - Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Kementerian Agama menggelar program Tadarus Al-Qur’an Isyarat (Taqi) selama Ramadan 2025. Program ini mendapat sambutan masyarakat, terbukti diikuti tidak kurang 500 peserta saat hari pertama penyelenggaraan Senin, 3 Maret 2025.

Taqi digelar selama tiga pekan pertama Ramadan, tepatnya dari Senin hingga Kamis, mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri para alim ulama, akademisi, guru, mahasiswa, sahabat tuli muslim, serta juru bahasa isyarat. Taqi bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membaca Al-Quran isyarat.

1. Program ini atas kerja sama dengan Asosiasi Tuli Muslim Indonesia

ilustrasi arti tadarus di bulan Ramadan (Freepik.com/freepik)

Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM), Muhammad Ali Ramdani, mengatakan kegiatan ini diikuti dari berbagai kalangan, dan terselenggara atas kerja sama berbagai lembaga.

“Tadarus Al-Quran isyarat diikuti 500 peserta dari berbagai kalangan. Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Asosiasi Tuli Muslim Indonesia dan organisasi lainnya,” kata Ali saat membuka acara, di Jakarta, Senin.

2. Komitmen Kemenag dalam pelayanan keagamaan yang inklusif

Ilustrasi Al Quran Braile (Dok. Jakarta Islamic Center)

Ali menjelaskan Taqi sebagai kelanjutan dari komitmen Kementerian Agama dalam memberikan layanan keagamaan yang inklusif bagi seluruh umat Islam, termasuk sahabat tuli.

"Usaha pemeliharaan kesucian dan kemurnian Al-Qur'an merupakan kewajiban bagi umat Islam, baik secara individu maupun kolektif. Tugas berat ini juga diamanatkan kepada lembaga-lembaga yang memiliki kompetensi dalam bidang rasm, tajwid, tafsir, dan ulumul Qur'an," ujar dia.

Sementara, Kepala LPMQ Abdul Aziz Shidqi mengatakan Taqi merupakan bagian dari program Ramadan inklusif Kementerian Agama.

"LPMQ telah menyusun Al-Qur'an Isyarat ini mulai dari pedomannya, panduan, hingga mushafnya dalam dua metode, yaitu metode Kitabah dan metode Tilawah. Tahun ini, mushaf tersebut sudah selesai dicetak dan siap disebarluaskan," ujarnya.

Program Ramadan Kementerian Agama, seperti Ramadan Mengaji bagi sahabat tuli, menjadi bagian dari upaya mewujudkan layanan keagamaan yang inklusif.

"Al-Qur'an Isyarat ini merupakan yang pertama di Indonesia, dan menjadi standar nasional dalam memberikan akses keagamaan bagi sahabat tuli," kata Aziz.

3. LPMQ Kemenag berwenang memastikan keakuratan dan keabsahan mushaf Al-Quran

Holy Quran (pixabay.com/mdjihadhossen)

Di Indonesia, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Kementerian Agama menjadi lembaga yang berwenang dalam memastikan keakuratan dan keabsahan mushaf Al-Quran. LPMQ juga berperan dalam pengembangan Al-Quran isyarat untuk memudahkan akses sahabat tuli dalam membaca dan memahami kitab suci Islam.

Sejak 2020, LPMQ telah melakukan kajian mendalam terkait Al-Quran isyarat. Pada 2021, tim penyusun dibentuk untuk menyusun pedoman membaca mushaf Al-Quran isyarat. Hasilnya, pada 2022, LPMQ menerbitkan Pedoman Membaca Mushaf Al-Quran Isyarat, Panduan Belajar Membaca Al-Quran Isyarat, dan Juz Amma Isyarat dengan metode Kitabah.

Pada 2023, LPMQ kembali menerbitkan Juz Amma Isyarat metode Tilawah serta Mushaf Al-Quran Isyarat 30 Juz model Kitabah. Sementara, pada 2024, Mushaf Al-Quran Isyarat 30 Juz model Tilawah resmi diterbitkan.

"Semua upaya ini patut kita apresiasi. Kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bersama dalam menyusun Al-Quran isyarat ini membuktikan bahwa pemerintah dan masyarakat memiliki komitmen yang sama, dalam menciptakan layanan keagamaan yang lebih inklusif," kata Ali, menambahkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us