Dukung soal Evakuasi Warga Palestina, Anggota DPR: Hanya yang Rentan

- Presiden Prabowo Subianto berencana mengevakuasi ribuan warga Palestina ke Indonesia, menuai perdebatan di ruang publik.
- Rencana evakuasi hanya berlaku untuk warga yang terluka dan yatim piatu, bukan untuk seluruh populasi Gaza.
Jakarta, IDN Times - Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi ribuan warga Palestina ke Tanah Air menuai perdebatan di ruang publik. Sebagian masyarakat mempertanyakan motif Prabowo bersedia memboyong ribuan warga Palestina ke Indonesia. Sebab, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump juga memiliki rencana serupa untuk mengosongkan wilayah Gaza.
Anggota Komisi I DPR, Sukamta, mengatakan, rencana Prabowo ini tidak sama dengan apa yang disampaikan oleh Trump. Menurut dia, yang dievakuasi ke Indonesia hanya warga yang mengalami luka dan yatim piatu.
"Jadi, warga yang dievakuasi adalah warga yang masih rentan sekali. Sementara, yang sehat harus bertahan di sana," ujar Sukamta kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, evakuasi warga Palestina yang terluka perlu diupayakan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia. Sebab, jumlah warga Palestina yang terluka akibat peperangan sangat besar.
"Ada sekitar 120 ribu korban luka-luka. Lebih dari 38 ribu merupakan anak yatim. Ini jumlah yang sangat besar. Perlu ada bantuan dan komunitas internasional untuk ikut membantu warga Gaza," kata dia.
1. Mekanisme pemindahan bisa dibicarakan dalam forum mini lateral Prabowo

Sukamta menyadari proses evakuasi ribuan warga Palestina ke negara lain tidak mudah. Apalagi teritori Palestina juga berbatasan langsung dengan Israel. Otomatis bila keluar dari sana harus memperoleh izin juga dari Israel.
Ia mengatakan, soal teknis evakuasi ribuan warga Palestina bisa dibahas di forum mini lateral ketika Prabowo berkunjung ke lima negara di kawasan Timur Tengah.
"Saya kira ini terobosan bagus. Teknisnya bisa dibicarakan dalam forum mini lateral dalam kunjungan Presiden ke negara-negara di Timur Tengah itu," kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Namun, ia berharap proses evakuasi bisa segera diwujudkan. Apalagi jumlah korban jiwa semakin banyak setiap harinya.
"Setelah Israel melanggar secara sepihak perjanjian gencatan senjata, pengeboman terus dilakukan, bahkan ditargetkan ke tenda-tenda pengungsian, pengungsi kemanusiaan, dan jurnalis. Kondisi di Gaza yang dapat kita saksikan melalui foto dan video yang beredar sudah sangat mengerikan," tutur dia.
Pada saat korban semakin berjatuhan, fasilitas rumah sakit justru mengalami kehancuran. Dengan demikian, penting untuk bisa mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu.
2. Prabowo akan evakuasi bila semua pihak setuju

Sementara, Prabowo menggarisbawahi, ia baru bisa melakukan evakuasi terhadap warga Gaza bila semua pihak setuju. Artinya, harus dicapai kesepakatan lebih dulu dengan semua pihak, termasuk dari warga Palestina sendiri.
Untuk gelombang pertama, diperkirakan Indonesia bisa mengevakuasi 1.000 pengungsi.
"Kami perkirakan mungkin jumlahnya sekitar 1.000 untuk gelombang pertama," ujar Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Ia juga menegaskan, evakuasi tersebut sifatnya sementara sampai mereka pulih dan sehat kembali.
3. Prabowo siap kirimkan pesawat untuk mengevakuasi warga Palestina

Prabowo juga menyebut siap mengirimkan pesawat untuk mengevakuasi ribuan warga Palestina. Sebelumnya, Prabowo pernah menyebut sudah menyiapkan dua rumah sakit di Tanah Air untuk merawat para korban tindak kejahatan Israel.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, langkah ini merupakan komitmen nyata Indonesia dalam mendukung kemerdekaan di Palestina.
"Kami sering dikirim utusan, ditelepon bagaimana kesiapan Indonesia untuk bantu mencari penyelesaian atau membantu mendorong penyelesaian di Gaza," kata dia.
Prabowo sendiri rencananya akan mengunjungi empat negara yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, dan Yordania. Salah satu poin yang dibahas yaitu soal evakuasi warga Palestina yang terluka.