Implementasi AI ala IDN Times Tanpa Mengancam Peran Jurnalis

- AI digunakan untuk efisiensi dan produktivitas, bukan pengganti jurnalis
- Penerapan AI di IDN Times sejak 2018 membantu pengecekan typo dan plagiarisme
- Regulasi AI penting untuk menjaga etika, akurasi, dan kepercayaan publik terhadap konten media
Singapura, IDN Times - Dalam Asian Media Leaders Summit yang diadakan di Singapura pada tanggal 6-7 November 2024, Uni Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times, dan Winston Utomo, CEO IDN, berbagi pandangan tentang penerapan teknologi AI di ruang redaksi IDN Times.
Dengan fokus pada efisiensi dan produktivitas, mereka menguraikan strategi yang bertujuan menjadikan AI sebagai alat bantu, bukan pengganti, untuk memperkuat peran jurnalis dalam menghasilkan konten berkualitas tinggi.
1. Keamanan dan ketelitian tetap prioritas

Dalam sesi bertajuk "Generative AI in the Newsroom - boon or bane?" Uni Lubis menekankan pentingnya penerapan AI secara hati-hati di ruang redaksi.
"Kami mulai menggunakan AI di IDN Times sejak 2018, terutama untuk membantu dalam pengecekan typo dan plagiarisme di konten yang dihasilkan oleh penulis komunitas," ujar Uni. Saat ini, IDN Times memiliki lebih dari 90,000 anggota komunitas penulis yang secara rutin mengirimkan artikel, sehingga pengecekan awal oleh AI sangat membantu mempercepat proses penyuntingan.
Meski begitu, Uni menjelaskan bahwa untuk konten-konten krusial seperti berita dan wawancara, proses verifikasi tetap dilakukan oleh editor manusia.
“Verifikasi tidak bisa sepenuhnya diandalkan pada mesin, terutama untuk kutipan langsung dan pernyataan penting. Kami berkomitmen bahwa manusia tetap menjadi penyunting akhir sebelum konten dipublikasikan,” tambahnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan akurasi informasi, yang menjadi nilai utama IDN Times sebagai media digital bagi generasi muda Indonesia.
2. Pendekatan bertahap dan kolaborasi dengan Dewan Pers

Di sesi berbeda, Winston Utomo, CEO IDN, membahas lebih dalam tentang pendekatan IDN Times dalam menciptakan ekosistem AI yang etis dan transparan.
“Kami memulai dari hal-hal sederhana dan terus mengeksplorasi ide baru,” ungkap Winston. “Salah satu hasil yang menggembirakan adalah peningkatan engagement sebesar 12,5 persen dan lonjakan tampilan halaman hingga 240 perseb sejak AI diterapkan secara bertahap di berbagai aspek operasional kami.”
Uni juga menjelaskan pentingnya regulasi AI dalam industri media di Indonesia. Bersama dengan Dewan Pers Indonesia, IDN Times saat ini berperan aktif dalam pengembangan SOP (Standard Operating Procedures) yang akan mengatur penggunaan AI di industri media.
“Kami ingin memastikan bahwa implementasi AI dilakukan dengan etika yang benar dan tetap memprioritaskan akurasi serta kepercayaan publik terhadap konten yang kami sajikan,” ujar Uni.
3. Tantangan dan peluang AI dalam jurnalisme

Di tengah pesatnya perkembangan AI, tantangan utama yang dihadapi IDN Times adalah memastikan bahwa penggunaan AI tidak mengurangi kualitas dan kepercayaan pembaca terhadap media. Uni menambahkan bahwa adaptasi terhadap AI juga diiringi dengan pembelajaran berkelanjutan bagi para jurnalis dan editor muda di IDN Times, yang rata-rata berusia 27 tahun.
“Peran AI bukan untuk menggantikan jurnalis, tetapi untuk membantu mereka menjadi lebih produktif dan efisien,” tegasnya.
Di sisi lain, Winston juga menyoroti potensi AI dalam menjangkau audiens yang lebih luas.
"Ketakutan terbesar kami (IDN) adalah menjadi zombie company, you know, perusahaan yang hidup segan mati tak mau," tambah Winston. Dengan konten yang dapat disesuaikan berdasarkan preferensi pembaca dan disajikan dalam berbagai format, AI membuka peluang besar bagi IDN Times untuk terus berkembang sebagai platform informasi dan hiburan bagi generasi muda Indonesia.
Penggunaan AI di IDN Times menggambarkan bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai alat bantu yang kuat dalam memperkuat kualitas konten, tanpa mengancam peran fundamental jurnalis sebagai penyaji informasi terpercaya. Dengan pendekatan etis dan regulasi yang kuat, IDN Times berkomitmen untuk terus mengembangkan ruang redaksi yang inovatif, produktif, dan aman bagi para jurnalis.