Keberadaan Mayor Teddy Dipermasalahkan, KSAD Maruli Bikin SOP Ajudan

Jakarta, IDN Times - Keberadaan Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya di barisan tim sukses 02 saat debat capres putaran pertama direspons oleh TNI Angkatan Darat. Kepala Staf TNI AD, Jenderal Maruli Simanjuntak, akan membuat aturan dan petunjuk teknis bagi prajurit TNI AD yang ditugaskan sebagai ajudan serta pengawal.
"Jadi, aturan teknis itu akan memuat petunjuk detail bagi prajurit-prajurit yang saat ini bertugas sebagai ajudan, pengawal mengenai apa yang boleh dan tak boleh dilakukan saat melaksanakan tugasnya selama proses pemilu," ujar Maruli dari dari keterangan tertulis pada Rabu (20/12/2023).
Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Kristomei Sianturi kembali menegaskan bahwa kehadiran Mayor Teddy di acara debat tersebut murni sebagai ajudan Menhan Prabowo Subianto.
"Kehadiran dia bukan dalam rangka mendukung paslon tertentu serta tidak mewakili institusi TNI atau TNI AD," ujar Kristomei kepada IDN Times melalui pesan pendek pada hari ini.
Ia pun tak menampik Mayor Teddy sempat terlihat memberikan simbol jari angka dua saat di sesi debat capres. Menurut Kristomei, hal tersebut bisa saja terjadi karena terbawa suasana.
1. TNI AD siap tegur prajurit TNI bila ditemukan pelanggaran

Sementara, Bawaslu sudah menyatakan bahwa Mayor Teddy bukan bagian dari tim kampanye Prabowo-Gibran. Sehingga, kehadirannya di debat putaran pertama itu sebagai pengamanan.
"Kami telah menelusuri bahwa Saudara Mayor Teddy Indra Wijaya bukan merupakan pelaksana tim kampanye. Jadi, Beliau bukan tim pelaksana kampanye," kata Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, di kantor Bawaslu pada 19 Desember 2023 lalu.
Kristomei pun menyatakan, TNI baru bergerak untuk mengambil tindakan lanjutan terhadap Mayor Teddy berdasarkan putusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Jika ditemukan adanya pelanggaran, maka akan kami tegur dan diproses sesuai aturan, hukum dan perundangan yang berlaku," ujar perwira tinggi di TNI AD tersebut.
Ia pun menggarisbawahi, SOP dan petunjuk teknis yang akan dibuat oleh KSAD Maruli bukan semata-mata untuk Mayor Teddy saja. Aturan tersebut juga berlaku bagi prajurit TNI AD lainnya. Sehingga, tidak ada area abu-abu seandainya ada prajurit TNI AD lainnya yang ditugaskan menjadi pengawal.
2. TNI AD ucapkan terima kasih atas evaluasi dari publik

Brigjen Kristomei juga mengucapkan terima kasih atas koreksi dan masukan yang disampaikan publik. Sebab, masukan tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi.
"TNI AD akan selalu memegang teguh komitmen dan netralitas sebagaimana yang diamanatkan di dalam undang-undang," tutur dia lagi.
3. Keberadaan Mayor Teddy bersama barisan timses Prabowo-Gibran tak bawa pengaruh apapun

Sementara, peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, tidak ada pengaruh signifikan dengan keberadaan Mayor Teddy di barisan yang sama dengan timses Prabowo-Gibran. Apalagi Teddy juga tidak mengajak publik untuk memilih paslon nomor urut 2.
"Situasinya berbeda kalau di sana dia teriak-teriak lalu ikut mengajak-ajak orang (memilih Prabowo). Itu jauh lebih merugikan. Tetapi, dia kan hadir dan hanya melayani bosnya saja," ujar Fahmi, ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Senin (18/12/2023).
Di sisi lain, Mayor Teddy ikut mengenakan kemeja dengan warna yang sama dengan paslon nomor 2, itu merupakan kebiasaan dari para ajudan. Justru menurutnya di pemilu sebelumnya tidak menjadi masalah. Namun, jelang pemilu 2024, hal tersebut dipermasalahkan.
"Selain itu, kan dia juga tidak disebutkan sebagai bagian dari tim pemenangan kampanye Prabowo-Gibran," tutur dia.