Kelakar Dasco ke Cak Imin: Ini Bukan Matahari, Ini Bulan

- Ketua Harian DPP Partai Gerindra hadiri acara Halal Bihalal di kediaman Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar.
- Dasco tak jelas apakah ucapannya merujuk isu 'matahari kembar' di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Jakarta, IDN Times - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menghadiri acara Halal Bihalal dalam rangka Lebaran 2025 di kediaman Ketua Umum PKB sekaligus Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Dasco yang diantar oleh Cak Imin saat hendak meninggalkan acara, berkelakar bahwa kedatangannya bukan untuk menemui sosok 'matahari'.
"Ini bukan matahari, ini bulan," ujarnya tertawa sembari menunjuk Cak Imin di sebelahnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (20/4/2025) malam.
1. Alasan sebut Cak Imin sebagai sosok bulan

Kendati, Dasco tak menjelaskan lebih jauh apakah ucapannya itu merujuk isu 'matahari kembar' di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Adapun, isu matahari kembar muncul setelah sejumlah menteri sowan ke Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo di Solo, Jawa Tengah.
Dasco hanya mengatakan, rujukan bulan disampaikan kepada Cak Imin lantaran kegiatan silaturahmi diadakan pada malam hari.
"Kalau matahari kan siang. Ini kan malam," ujar dia.
2. Prabowo disebut tak terganggu menterinya sowan ke Jokowi

Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menanggapi munculnya isu matahari kembar di bawah pemerintahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Menurut Muzani, Prabowo tidak merasa keberatan dengan menteri-menterinya yang bersilaturahmi ke Jokowi di Solo. Kepala Negara, kata dia, mengharagai itu sebagai sebuah tata krama anak buah ke mantan bosnya.
"Presiden Prabowo merasa tidak terganggu dengan adanya menteri-menteri pada era Pak Jokowi yang juga bersilaturahmi kepada Pak Jokowi dan Presiden Prabowo menghargai itu sebagai sebuah tata krama," kata Muzani di Gedung Nusantara III DPR RI, Jakarta, Kamis (17/4).
Menurut Muzani, mereka yang sowan ke sana adalah menteri-menteri Jokowi saat masih menjabat sebagai presiden. Dia mengatakan, silaturahmi para menteri itu bukan masalah besar karena hanya bagian silaturahmi Lebaran.
"Apalagi dalam suasana Lebaran menghormati Pak Jokowi yang pernah menjadi Presiden pada saat beliau menjadi menteri, saya kira itu," kata Muzani.
Ia kembali menegaskan, Prabowo tidak merasa keberatan dengan hal tersebut, meski banyak pihak menilai hal itu memunculkan dualisme kepemimpinan.
"Itu bagian dari tata krama Lebaran, dan itu Pak Prabowo tidak merasa terganggu dengan situasi," kata dia.
3. Istana bantah adanya dualisme kepemimpinan

Terpisah, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi membantah tudingan mengenai dualisme kepemimpinan alias “matahari kembar” di pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Hasan pun menegaskan, silaturahmi momen Idul Fitri jangan sampai dibumbui tafsiran politik. Menurut dia, kunjungan menteri Prabowo ke kediaman Jokowi dalam rangka silaturahmi Lebaran dan merajut kembali persaudaraan.
"Silaturahmi-silaturahmi Lebaran jangan dibumbui tafsiran politik. Kita masih dalam suasana Lebaran dan merajut kembali hubungan-hubungan persaudaraan," ucap dia.
Diketahui, sejumlah menteri sowan ke kediaman Presiden ke-7 Jokowi di Solo pekan lalu, dalam rangka halal bihalal. Mayoritas mereka adalah menteri-menteri yang dulu pernah bertugas pada pemerintahan Jokowi, tetapi mereka kini diberikan kepercayaan kembali sebagai menteri di Kabinet Merah Putih Prabowo.
Silaturahmi ke kediaman Jokowi diawali dari kedatangan Luhut Binsar Pandjaitan dan Sri Mulyani. Lalu, berlanjut kunjungan Budi Gunadi Sadikin, Wahyu Sakti Trenggono, Bahlil Lahadalia, hingga Zulkifili Hasan.
Kunjungan menjadi tidak biasa ketika Wahyu dan Budi sama-sama menyebut tujuan silaturahmi karena menganggap mantan Wali Kota Solo itu sebagai bos. Tanda tanya pun muncul, mengapa pejabat tinggi negara itu masih menganggap Jokowi sebagai bos, sedangkan presidennya saat ini sudah berganti Prabowo Subianto.