Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mendikdasmen soal Wacana Siswa Nakal Masuk Barak: No Comment Dulu

Mendikdasmen Abdul Mu'ti luncurkan gerakan 1000 Siswa SMK Naik Kelas di gedung Kemendikdasmen, Senin (28/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Mendikdasmen enggan berkomentar terkait wacana siswa nakal dikirim ke barak TNI
  • Kemendikdasmen belum mempertimbangkan wacana tersebut dan baru mengetahuinya dari media
  • Dedi Mulyadi ingin siswa bermasalah menjalani pendidikan di barak militer selama 6 bulan hingga 1 tahun

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, enggan berkomentar terkait wacana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ingin siswa nakal dikirim ke barak TNI untuk didisiplinkan.

"Soal itu ya no comment dulu ya, no comment dulu, temen-temen wartawan coba cari pakar pendidikan yang lebih top dari saya," ujar Abdul Mu'ti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

1. Belum ada pertimbangan dari Kemendikdasmen

Mendikdasmen Abdul Mu'ti meluncurkan Mudik Asik Baca Buku di Stasiun Senen, Rabu (26/3/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Abdul Mu'ti mengaku, Kemendikdasmen belum mempertimbangkan wacana Dedi Mulyadi.

"Belum, kami juga baru tahu dari media saja," kata dia.

2. Siswa bermasalah masuk barak bisa hingga 1 tahun

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. (IDN Times/Amir Faisol)

Sebelumnya, Dedi Mulyadi, mengatakan siswa bermasalah atau nakal yang dikirim ke barak militer, bakal menjalani pendidikan selama enam bulan hingga setahun. Adapun, wacana ini mulai diterapkan pada 2 Mei 2025.

Wacana tersebut disampaikan Dedi Mulyadi di sela rapat bersama Komisi II DPR RI, Jakarta, Selasa, 29 April 2025.

“Bisa enam bulan, bisa setahun. Tetapi tetap belajar seperti di sekolah,” ujar politikus Partai Gerindra itu.

3. Siswa tetap ingin mengikuti KBM

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Terpilih, Dedi Mulyadi (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Kendati, Dedi menegaskan, para pelajar tetap akan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasa. Mata pelajaran yang diajarkan juga sesuai dengan materi di sekolah asal.

Dedi mengatakan, para guru akan melakukan kunjungan ke siswa yang sedang 'sekolah' di barak tersebut. 

“Cuman bedanya mereka melaksanakan kegiatan itu di area kompleks militer atau Polri. Nanti ada ruang kelasnya, ada guru yang dari sekolah di mana dia asal untuk berkunjung. Gak ada problem,” ungkap dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us