Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mural Berisi Kritik ke Jokowi Dihapus, Moeldoko: Kritik Harus Beradab

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Dok. KSP)

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi tentang penghapusan mural yang berisi kritik terhadap Presiden Joko “Jokowi” Widodo di beberapa daerah. Penghapusan mural tersebut, membuat pemerintah kembali dinilai telah bersikap antikritik.

Moeldoko pun menegaskan, Presiden Jokowi selalu terbuka dan tidak pusing pada kritikan publik. Namun, Moeldoko menekankan bahwa kritik yang dilontarkan tetap harus mengikuti tata krama.

“Jadi kalau mengkritik sesuatu, ya beradab, tata krama, ukuran-ukuran culture kita itu supaya dikedepankan. Bukan hanya selalu berbicara anti kritik, anti kritik. Cobalah lihat cara-cara mengkritiknya itu,” kata Moeldoko dalam keterangan persnya di Kantor Staf Presiden, Rabu (18/8/2021).

1. Moeldoko sebut banyak yang menyamakan kritik dengan fitnah

Kepala Staf Presiden, Moeldoko (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Moeldoko kemudian mengatakan bahwa masyarakat mudah sekali untuk menjustifikasi dan menyamakan kritik dengan fitnah. Menurut dia, hal itu justru bukan hanya dilakukan publik masyarakat melainkan juga tokoh-tokoh Tanah Air.

“Ini sering terjadi dan banyak tokoh-tokoh kita yang tidak memberi pendidikan kepada mereka-mereka itu. Justru terlibat di dalamnya untuk memperburuk situasi. Janganlah seperti itu,” ucap Moeldoko.

2. Moeldoko sebut presiden adalah orang tua bangsa yang harus dihormati

Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR dan DPD pada Senin (16/8/2021). (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Mantan Panglima TNI ini menyebut presiden adalah orang tua bangsa Indonesia. Sehingga, harus dihormati dan tidak boleh sembarangan berbicara.

“Karena apapun presiden adalah orang tua kita, yang perlu dan sangat perlu untuk kita hormati. Jangan sembarangan berbicara, jangan sembarangan menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar,” tutur Moeldoko.

3. Mural yang mengkritik pemerintah dihapus

Dok. IDN Times/Gung

Sejumlah mural di beberapa daerah yang mengkritik Presiden Jokowi telah dihapus. Salah satunya adalah mural di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Mural tersebut menjadi viral lantaran memuat pesan kritik kepada pemerintah yang bertuliskan “Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit”. Namun, mural tersebut justru dihapus oleh Satpol PP.

Selanjutnya, ada juga mural bergambar Presiden Jokowi di salah satu kolong jembatan layang di Kota Tangerang. Mural tersebut bertuliskan “404:Not Found”. Terkait mural tersebut, aparat kepolisian pun mencari pelakunya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Teatrika Handiko Putri
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us