Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mereka yang Melewatkan Perayaan Lebaran demi Kenyamanan Banyak Orang

Ilustrasi petugas kebersihan. IDN Times/Gregorius Aryodamar

Jakarta, IDN Times - Pada momen Hari Raya Idul Fitri, umumnya masyarakat khususnya yang beragama Islam, akan merayakan Lebaran dengan berbagai cara. Mulai dari bersilaturahmi dengan kerabat dan keluarga, hingga memanfaatkan libur panjang dengan berwisata.

Namun, tak sedikit pula yang harus rela melewatkan Idul Fitri karena harus bekerja demi kelancaran Lebaran banyak orang.

IDN Times bertemu dengan saudara-saudara Muslim kita yang rela melewatkan perayaan Idulfitri karena harus bekerja. Beberapa di antara mereka bekerja sebagai Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), karyawan minimarket, jurnalis, bahkan seorang Wali Kota.

Simak deretan kisahnya berikut ini.

1. Belasan tahun menyapu jalanan Jakarta

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Saat malam takbiran, hampir semua orang turun ke jalan. Mulai dari yang bermain kembang api, makan, hingga konvoi. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bersama warga ibu kota, turut meramaikan takbir keliling.

Setelah semua berakhir, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) telah siap menyapu jalan dari sebelum matahari terbit, agar masyarakat bisa menikmati ibu kota dalam keadaan bersih.

Salah satunya adalah Mat Sesah. Pria berusia 52 tahun ini harus rela melewatkan kebersamaan dengan keluarga karena menyapu jalan sejak pukul 09.00 WIB.

Mat Sesah mengaku sebetulnya sedih tak bisa Lebaran. Namun, karena ini adalah pekerjaan yang sudah belasan tahun ditekuninya ia pun tak masalah.

"Saya sudah belasan tahun, dari zaman petugas kebersihan belum diambil alih pemerintah. Sedih sih mas, apalagi kalau anak sudah ingin kumpul," ujarnya dengan terbata-bata saat ditemui IDN Times di kawasan Jakarta Pusat.

Meski demikian, ia tetap bersyukur dengan pekerjaannya ini. Ia berharap masyarakat khususnya warga Jakarta membantu PPSU seperti dirinya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Pekerjaan menyapu jalan cukup berisiko dewasa ini. Beberapa waktu lalu misalnya, seorang PPSU tewas setelah menjadi korban tabrak lari di kawasan Jakarta Selatan. Hal tersebut sempat membuatnya takut.

"Selama ini saya kasih tanda pakai bak sampah yang ditaruh agak jauh sehingga orang tahu kalau ada saya. Takut juga sih, tapi saya punya Allah," ungkapnya.

2. Harus siaga di Jakarta demi kelancaran malam takbiran dan Idul Fitri

Sekda DKI Jakarta Marullah Matali (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Tak hanya petugas PPSU, Wali Kota Jakarta Selatan, Marulla Matali, juga harus bersiaga ketika malam takbiran dan Lebaran 2019. Hal itu dilakukan karena ia bertanggung jawab di wilayah Jakarta Selatan.

"Wali Kota mah gak mudik. Saya Salat Id di kantor," ujar Marullah ketika dihubungi IDN Times pada Rabu (5/6) pagi tadi.

3. Menunaikan Salat Id sekaligus mencari berita

Dok. Pribadi

Karena statusnya masih karyawan baru, perempuan bernama Mimi terpaksa melewatkan saat-saat perayaan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga. 

Ia mendapat penugasan dari kantornya untuk meliput suasana Salat Id di Masjid Cut Mutia, Jakarta Pusat. Baginya, hal tersebut adalah pengalaman baru sekaligus jadi sesuatu hal yang berkesan.

"Ini Lebaran pertama gak sama keluarga. Di masjid ini juga liputan sendirian, gak ada wartawan lain, itu sih yang berkesan," ujar Mimi.

4. Sendirian bertugas di minimarket agar orang-orang tak susah mencari jajanan

Foto ilustrasi (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Ketika matahari sedang panas-panasnya, kami yang sedang haus dan lapar, berkeliling sejumlah wilayah di Jakarta Pusat untuk mencari makanan ringan dan minuman.

Sayangnya, seluruh minimarket terdekat sedang tutup. Kami akhirnya menemukan sebuah minimarket kecil di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Di dalamnya ada seorang pria yang berjaga sendirian. Kepada IDN Times, pria bernama Bintang itu mengaku hanya bisa Salat Id di dekat rumahnya di kawasan Matraman, kemudian langsung bergegas ke tempat kerjanya.

Ia rela melewatkan saat libur Lebaran demi menjaga toko saat Idul Fitri agar orang-orang tak kesulitan mencari jajanan.

"Ya mau bagaimana mas, namanya pekerjaan. Kasihan juga kalau orang susah cari jajanan. Lagi pula saya dihitung lembur ini karena masuk kerja di hari libur," jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
Dwifantya Aquina
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
EditorIsidorus Rio Turangga Budi Satria
Follow Us