Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perayaan Hari Ibu 2024, Menteri PPPA: Perkuat Perempuan Semua Sektor

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi pada acara "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045", Senin (16/12). (IDN Times/Fredlina Nayla Sahla)
Intinya sih...
  • Tema Hari Ibu ke-96 tahun 2024 adalah 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045' untuk memperkuat peran perempuan di semua sektor.
  • Perempuan diberdayakan dengan memberikan akses setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifah Fauzi Chairi, mengatakan, tema Perayaan Hari Ibu (PHI) ke-96 tahun 2024 adalah 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045.'

Dia mengatakan, tema tersebut dipilih karena peringatan Hari Ibu bukan sekadar perayaan biasa, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya peran perempuan dalam keluarga, masyarakat, dan pembangunan bangsa dalam membangun Indonesia Emas 2045. 

"Tema acara ini mengandung makna mendalam yang mengingatkan kita semua akan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, tema ini tidak hanya menjadi pengingat tetapi juga panggilan bagi kita semua untuk terus memperkuat peran perempuan di semua sektor. Dengan memberikan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik," kata Arifah Fauzi, Senin (16/12/2024). 

1. Ciptakan kesejahteraan bagi keluarga

ilustrasi perempuan (pexels.com/ Julia Larson)

Arifah mengatakan, konsep 'Perempuan Menyapa' menggambarkan peran aktif perempuan dalam berbagai aspek mulai dari keluarga, masyarakat, serta kontribusinya dalam pembangunan bangsa. 

Sedangkan, 'Perempuan Berdaya' menggambarkan perempuan yang memiliki kekuatan, kemampuan, dan keberanian untuk menentukan masa depannya, berdampak positif pada sesama, dan memperjuangkan hak-haknya.

Menurut dia, ketika perempuan diberdayakan, kesejahteraan keluarga meningkat, masyarakat menjadi lebih inklusif, dan bangsa menjadi lebih kuat. 

"Dengan memberdayakan perempuan, kita dapat menciptakan kesejahteraan bagi seluruh keluarga," kata dia.

2. Usung tiga program

Program Penguatan Stimulasi Fisik Motorik PAUD yang diselenggarakan Bakti Pendidikan Djarum Foundation (Dok/ Bakti Pendidikan Djarum Foundation)

Arifah mengatakan, pihaknya telah mengusung tiga program prioritas dalam mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menuju Indonesia Emas 2045, salah satunya Ruang Bersama Indonesia (RBI).

RBI diketahui merupakan lanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). 

"RBI adalah wujud nyata aksi pemberdayaan, sedangkan Hari Ibu menjadi refleksi dan apresiasi atas peran perempuan yang terus kita perjuangkan. Momentum ini menjadi kesempatan untuk menyatukan langkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan perempuan sebagai pilar utama pembangunan," ujar Arifah.

Arifah mengatakan, kehadiran RBI tidak hanya berperan sebagai ruang belajar dan berkarya tetapi juga dapat menjadi tempat perempuan dan anak-anak berkembang secara optimal.

"Dalam menghadapi tantangan digitalisasi, RBI akan menjadi ruang edukasi yang memperkenalkan kembali permainan tradisional, cerita sejarah, dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai solusi kreatif untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada gawai. Hal ini sejalan dengan semangat yang kita rayakan dalam momentum Hari Ibu yang merupakan penghormatan atas perjuangan dan kontribusi perempuan Indonesia dalam berbagai bidang," kata Arifah.

3. Arifah sebut perempuan lebih teliti, tekun, dan bertanggung jawab

ilustrasi perempuan (pexels.com/Vitaly Gariev)

Arifah menyebut, perempuan lebih teliti, tekun, dan bertanggung jawab dalam setiap aspek dibanding laki-laki.

"Perempuan itu lebih teliti, lebih tekun, dan bertanggung jawab. Lihat saja UMKM, hampir 90 persen adalah perempuan. Karena apa? Karena perempuan lebih tekun," ujar Arifah.

Arifah juga menekankan pentingnya menyadari usia pernikahan diatas 19 tahun, karena jika dibawah 19 tahun akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu dan anak.

"Bila pernikahan di usia dibawah 19 tahun, maka akan berdampak pada kondisi ibu karena rahimnya belum kuat," tuturnya. 

Pada 2023, pemerintah berhasil menurunkan usia perkawinan anak dari target 8,74 persen menjadi 6,92 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
Veronica Theresia Taruh Barguna
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us