RS Polri Ungkap Anak Pamen TNI AU Terbakar dalam Keadaan Hidup

Jakarta, IDN Times - Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto, mengungkapkan bahwa anak perwira menengah (pamen) TNI AU berinisial CHR (16) terbakar dalam keadaan hidup hingga tewas.
“Jadi kondisinya seperti itu, kan dia ada hidupan jelaga, artinya saat dibakar itu masih hidup. Entah masih lari-lari atau hidup sudah luka, itu kami tidak tahu,” kata Hariyanto kepada media, Kamis (28/9/2023).
“Jadi dia kan masih bisa napas lah, masih bisa menghirup. Kalau orang mati dibakar, jelaganya gak ada di tenggorokan,” kata dia lagi.
1. Alami enam luka di bagian dada

Hariyanto menjelaskan, korban juga mengalami luka-luka di bagian dada. Setidaknya ditemukan ada enam luka.
Menurut dia, temuan ini masih akan didalami oleh penyidik. Namun, di tubuh korban memang ditemukan luka bakar dan luka tusuk.
“Kalau kita lihat kan ada luka bakar, luka tusuk. Tapi nanti penyidik yang akan mengembangkan,” kata dia.
2. Ditemukan sebilah pisau di TKP

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Leonardus Simarmata, mengatakan, dari lokasi kejadian ada sebilah pisau yang ditemukan.
“Barang bukti yang berhasil diamankan berupa satu bilah pisau, satu pasang sandal berwarna biru, satu baju bekas terbakar, satu celana bekas terbakar, satu map bekas terbakar, tiga kantong serpihan atau abu bekas terbakar, satu buah tutup botol berwarna merah,” kata dia.
3. Masih minta visum dan hasil autopsi penyebab kematian

Terkait penyebab kematian CHR, polisi belum bisa mengungkapkanya. Sejauh ini, pihaknya masih belum bisa mengambil kesimpulan dari hasil penyelidikan dan pendalaman.
“Untuk penyebab meninggalnya korban belum bisa diambil kesimpulan karena kami sedang meminta visum dan hasil autopsi,” kata Leonardus.
Dalam perkara ini polisi sudah memeriksa delapan orang saksi serta mengamankan 11 unit CCTV dari lokasi kejadian.
Korban ditemukan tewas di Pos Spion di ujung landasan 24 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Lokasi ini disebut daerah ring satu di kawasan tersebut.
“Jadi tidak ada sembarang orang yang bisa lewat situ karena ini masih keluarga (TNI), jadi memungkinkan dia (korban) untuk lewat situ,” katanya.