Azerbaijan Buka Peluang Kirim Gas Alam Lewat Ukraina

Jakarta, IDN Times - Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengungkapkan kemungkinan mengirim gas alam ke Uni Eropa (UE) lewat Ukraina. Ia menyebut langkah itu mungkin dilakukan setelah kontrak pengiriman gas alam Rusia ke negara-negara UE berakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sudah menyatakan keinginannya agar Ukraina menjadi tempat transit pengiriman gas alam Azerbaijan ke UE. Menteri Energi Ukraina, Herman Halushchenko, juga menyatakan pengiriman gas Rusia ke UE kemungkinan besar tidak akan diperpanjang.
1. Aliyev ingin perpanjang kontrak gas alam ke Eropa

Aliyev mengatakan bahwa semua pihak, baik Ukraina, UE, dan Rusia tertarik untuk melanjutkan transit gas alam. Ia pun menyatakan keinginannya untuk memperpanjang kontrak pengadaan gas alam ke Eropa.
"Kami pasti akan membantu jika kami bisa. Saya pikir ini sangat mungkin untuk memperpanjang perjanjian pengadaan dan peningkatan ekspor gas alam ke Eropa," terang Aliyev pada Minggu (21/7/2024), dikutip dari The Kyiv Independent.
"Negara-negara tersebut dapat mengalami masalah serius jika transit gas alam Rusia lewat Ukraina disetop. Mereka harus membayar puluhan hingga ratusan juta euro untuk membeli gas alam dari negara lain," tambahnya.
Ia menambahkan, Azerbaijan berencana meningkatkan produksi gas alam di Laut Kaspia dengan proyek yang sudah ada dan yang baru dimulai.
2. Azerbaijan kritik UE yang enggan menyetujui kontrak jangka panjang

Pada saat yang sama, Duta Besar Azerbaijan di UE Vaqif Sadiqov menekankan, Baku membutuhkan kepastian dan kontrak jangka panjang dengan UE untuk membiayai program peningkatan produksi gas alam.
"Kami bukanlah petugas pemadam kebakaran yang mengirimkan gas alam untuk 3 hingga 6 bulan saja. Kami membutuhkan kontrak jangka panjang sehingga kami dapat meminjam ke bank untuk membiayai pengeboran di Laut Kaspia," ungkapnya, dikutip Financial Times.
Ia pun mengkritisi UE yang enggan menyetujui kontrak jangka panjang pengadaan gas alam di tengah rencana ambisi pengurangan konsumsi bahan bakar fosil dan pencapaian zero emisi gas rumah kaca pada 2050.
Pada 2022, Baku dan Brussels sudah menyetujui perjanjian meningkatkan ekspor gas alam ke UE hingga 20 miliar meter kublik pada 2027. Langkah itu untuk mengalihkan kebutuhan gas alam dari pemasok utamanya, Rusia usai invasi di Ukraina.
3. Ukraina ingin dapat keuntungan sebagai lokasi transit gas alam

Dalam perjanjian pengadaan gas alam Azerbaijan ke UE, Ukraina menyatakan keinginan untuk menjadi lokasi transit utama gas alam dari Azerbaijan ke UE. Ia menyebut ini berfungsi menggantikan transit gas Rusia di negaranya.
"Langkah alternatif ini sudah disadari sekarang dan bagaimana kami dapat menggunakan fasilitas pipa gas yang sudah ada dari penyuplai gas lainnya. Negosiasi masih terus dilakukan," tandasnya.
"Kami tidak ingin melanjutkan kontrak agas alam dengan Rusia. Kami tidak ingin mereka memperoleh profit di sini. Menjadi tempat transit gas alam dari Azerbaijan adalah salah satu rencana besar kami," sambungnya.
Pada 2021, Ukraina mendapatkan keuntungan sebesar 1 miliar dolar AS (Rp16,2 triliun) hanya sebagai tempat transit gas alam Rusia ke UE. Jika transit gas alam dilanjutkan, maka pendapatan itu bisa digunakan untuk membiayai ekonomi negaranya yang rusak imbas perang.