Dituduh Sebarkan Hoaks, Jurnalis AS-Rusia Divonis 6,5 Tahun Penjara

Jakarta, IDN Times - Jurnalis Rusia-Amerika untuk Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL), Alsu Kurmasheva, dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara di Rusia. Vonis ini dijatuhkan pada Jumat (19/7/2024) oleh pengadilan di Kazan, ibu kota Republik Tatarstan.
Kurmasheva dituduh menyebarkan informasi palsu tentang militer Rusia dan gagal mendaftar sebagai "agen asing". Proses pengadilan berlangsung secara rahasia dan cepat, hanya dalam waktu dua hari.
Ironisnya, vonis terhadap Kurmasheva dijatuhkan pada hari yang sama dengan vonis terhadap Evan Gershkovich, jurnalis Wall Street Journal yang divons 16 tahun bui atas tuduhan spionase.
1. Latar belakang penangkapan Kurmasheva
Kurmasheva, seorang editor berusia 47 tahun untuk layanan bahasa Tatar-Bashkir RFE/RL, ditangkap pada Oktober 2023 saat mengunjungi keluarganya di Rusia. Awalnya, dia ditahan karena gagal mendaftarkan paspor Amerika Serikat (AS), yang wajib dilakukan menurut hukum Rusia.
Penangkapan Kurmasheva diduga terkait dengan buku yang disuntingnya berjudul "Saying No to War: 40 Stories of Russians Who Oppose the Russian Invasion of Ukraine".
Pavel Butorin, suami Kurmasheva yang juga bekerja untuk RFE/RL, menyatakan bahwa buku tersebut hanya berisi kumpulan cerita pendek tentang warga Rusia yang tidak ingin negaranya berperang dengan Ukraina.
Keluarga Kurmasheva, RFE/RL, dan pemerintah AS dengan menolak semua tuduhan terhadapnya. Mereka menyerukan pembebasan segera Kurmasheva, menegaskan bahwa dia tidak melakukan kesalahan apapun.
2. Penindasan terhadap jurnalis di tengah tensi politik Rusia
Kasus Kurmasheva dinilai menjadi cerminan situasi politik dan hukum yang semakin represif di Rusia. RFE/RL juga telah ditetapkan sebagai "agen asing" dan "organisasi yang tidak diinginkan" di Rusia. Klasifikasi ini membawa konotasi negatif era Perang Dingin dan secara efektif melarang RFE/RL beroperasi di dalam Rusia.
Stephen Capus, Presiden dan CEO RFE/RL, mengecam proses peradilan dan vonis terhadap Kurmasheva.
"Pengadilan dan hukuman Kurmasheva adalah ejekan terhadap keadilan. Satu-satunya hasil yang adil adalah Alsu segera dibebaskan dari penjara oleh para penangkapnya di Rusia. Sudah waktunya warga negara Amerika ini, kolega kami yang terkasih, dipersatukan kembali dengan keluarganya yang penuh kasih," ujar Capus.
Dilansir Associated Press, Rusia telah menerapkan undang-undang sensor militer yang ketat sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Undang-undang ini secara efektif mengkriminalisasi setiap ekspresi publik tentang perang di Ukraina yang menyimpang dari narasi resmi Kremlin.
Ratusan orang telah dituntut karena menyebarkan informasi palsu atau mendiskreditkan angkatan bersenjata. Situasi ini mencerminkan peningkatan represi terhadap jurnalis independen dan masyarakat sipil di Rusia selama beberapa tahun terakhir.
3. Kemungkinan pertukaran tahanan
Kasus Kurmasheva memiliki implikasi internasional yang signifikan. Melansir dari Al Jazeera, dia adalah salah satu dari setidaknya setengah lusin warga AS yang dihukum dan dipenjara di Rusia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan bahwa Kurmasheva sedang ditargetkan oleh otoritas Rusia karena komitmennya yang teguh untuk mengungkap kebenaran.
Sementara itu, Reporters Without Borders mengatakan hukuman Kurmasheva menggambarkan tingkat despotisme yang belum pernah terjadi sebelumnya yang meresapi sistem peradilan Rusia.
Pengadilan cepat dan rahasia Kurmasheva dan Gershkovich memunculkan spekulasi tentang kemungkinan pertukaran tahanan antara Moskow dan Washington. Rusia sebelumnya telah mengisyaratkan kemungkinan pertukaran yang melibatkan Gershkovich, namun menegaskan bahwa vonis dalam kasusnya harus dijatuhkan terlebih dahulu.
Meski demikian, para analis memperingatkan bahwa ketersediaan meja perundingan tidak boleh diartikan sebagai ketersediaan kesepakatan. Sam Greene dari Center for European Policy Analysis menyatakan bahwa Moskow kemungkinan akan mencari harga tertinggi untuk "kartu tawar" mereka, dan mencari konsesi tambahan sepanjang proses negosiasi.