Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hamas Akan Tukar 4 Tentara Perempuan Israel dengan Tahanan Palestina

sudut Kota Gaza. (unsplash.com/emad_el_bayed)
Intinya sih...
  • Hamas akan membebaskan 4 tentara perempuan Israel yang ditawan sejak Oktober 2023.
  • Pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
  • Israel berkomitmen membebaskan 50 tahanan Palestina sebagai pertukaran setiap sandera tentara perempuan yang dilepaskan Hamas.

Jakarta, IDN Times - Hamas mengumumkan akan membebaskan empat tentara perempuan Israel pada Sabtu (25/1/2025). Keempat tentara tersebut adalah Karina Ariev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag yang telah ditawan sejak serangan 7 Oktober 2023.

Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obeida mengumumkan pembebasan ini melalui platform Telegram. Pembebasan keempat tentara Israel tersebut akan ditukar dengan 200 tahanan Palestina, termasuk 120 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup.

Pembebasan ini menjadi pertukaran tahap kedua setelah sebelumnya tiga sandera sipil Israel dan 90 tahanan Palestina dibebaskan pada Minggu (19/1/2025). Kesepakatan pertukaran ini merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang akan berlangsung selama enam minggu ke depan.

1. Latar belakang penyanderaan keempat tentara Israel

Keempat sandera yang akan dibebaskan merupakan anggota unit pengintai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang ditangkap dari pangkalan militer Nahal Oz. Mereka bertugas mengawasi aktivitas di perbatasan Gaza melalui unit pengintai yang seluruhnya beranggotakan perempuan.

Karina Ariev disebut telah memperingatkan keluarganya tentang kemungkinan perang tiga bulan sebelum serangan Hamas. Sasha Ariev, kakak Karina, mengungkapkan bahwa adiknya sempat menghubunginya saat serangan terjadi.

"Para gadis yang menjadi mata negara ini mengetahui sesuatu. Adik saya berkata 'teroris' telah berada di sini," kata Sasha, dilansir NBC News.  

Rekaman video yang tersebar menunjukkan kondisi para tentara saat ditangkap dalam keadaan terikat dan berdarah. Naama Levy terlihat mencoba berkomunikasi dalam bahasa Ibrani dengan para penangkapnya. Sementara Liri Albag muncul dalam video Hamas tiga minggu lalu meminta pemerintah Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata, dilansir The Guardian.

Gilboa dan rekan-rekannya sebelumnya telah melaporkan aktivitas mencurigakan di Gaza, termasuk latihan menggunakan parasut. Namun, laporan tersebut tidak mendapat tanggapan serius dari komandan mereka. 

2. Israel berharap sandera sipil lebih dahulu dibebaskan

Israel sebelumnya mengharapkan pembebasan Arbel Yehud, satu-satunya sandera sipil perempuan yang masih ditahan. Namun, namanya tidak masuk dalam daftar yang diajukan Hamas. Yehud diduga ditahan oleh kelompok Jihad Islam Palestina, bukan Hamas.

Melansir CNN, Hamas masih menahan 91 sandera dari serangan Oktober 2023, ditambah tiga sandera yang telah ditahan sejak 2014. Israel memperkirakan sepertiga hingga setengah dari 90 sandera yang masih berada di Gaza telah meninggal. Hamas belum merilis informasi pasti mengenai jumlah sandera yang masih hidup.

Kesepakatan pembebasan ini merupakan hasil negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir. Basem Naim, pejabat senior Hamas, mengonfirmasi bahwa keempat tentara yang akan dibebaskan masih dalam kondisi hidup.

Pihak Israel menyatakan akan tetap melanjutkan pertukaran meski terdapat ketidaksesuaian dengan ekspektasi awal mereka. 

3. Pertukaran tahanan merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata

sudut kota Gaza. (unsplash.com/Emad El Byed)

Kesepakatan gencatan senjata ini akan berlangsung dalam tiga tahap selama enam minggu. Israel berkomitmen membebaskan 50 tahanan Palestina sebagai pertukaran setiap sandera tentara perempuan yang dilepaskan Hamas.

Hamas berencana membebaskan total 33 sandera secara bertahap selama periode gencatan senjata. Melansir BBC, para sandera yang akan dibebaskan meliputi perempuan, anak-anak, orang sakit, dan mereka yang berusia di atas 50 tahun. Mayoritas dari mereka merupakan warga sipil.

Sebagai bagian dari kesepakatan, pasukan Israel akan ditarik dari beberapa wilayah Gaza. Penarikan ini memungkinkan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke wilayah yang sebelumnya mereka tinggalkan.

Bantuan kemanusiaan ke Gaza juga akan ditingkatkan selama masa gencatan senjata. Kesepakatan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik di Gaza setelah 15 bulan pertempuran. Serangan Israel diperkirakan telah menewaskan lebih dari 47.200 warga Palestina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us