India Akan Larang Kendaraan Berbahan Bakar Bensin-Solar

Jakarta, IDN Times - Negara bagian Maharashtra di India barat telah membentuk panel untuk mempelajari usulan pelarangan kendaraan berbahan bakar fosil, seperti bensin dan solar di kota Mumbai. Komite yang beranggotakan tujuh orang itu akan menyerahkan hasil studi dan laporan dengan kompilasi rekomendasi dalam waktu tiga bulan.
Nantinya, pemerintah Maharashtra hanya mengizinkan kendaraan berbahan bakar listrik dan gas alam yang terkompresi di wilayah kota metropolitan tersebut, menyusul perintah pengadilan.
Perintah yang dirilis pada 22 Januari tersebut menarik perhatian publik pada Selasa (28/1/2025), setelah media India melaporkannya secara luas di tengah memburuknya kualitas udara di Mumbai, dilansir The Straits Times.
1. Siapa saja yang mengisi komite tersebut?
Dilansir NDTV, ketujuh anggota komite tersebut terdiri dari komisaris transportasi Maharashtra, komisaris polisi gabungan (lalu lintas) Mumbai, direktur pelaksana dari Mahanagar Gas Limited, manajer proyek dari Maharashtra State Power Distribution Company Limited (Mahavitaran), presiden Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), dan komisaris transportasi gabungan, yang akan menjabat sebagai sekretaris anggota.
Komite tersebut memiliki wewenang untuk memasukkan para ahli di bidang yang relevan sebagai anggota tambahan dan meminta masukan dari mereka.
Menurut komisaris transportasi Maharashtra, Vivek Bhimanwar, pihaknya juga tengah mempertimbangkan sebuah kebijakan yang akan mewajibkan pemilik mobil dan sepeda motor di negara bagian tersebut untuk memiliki area parkir bersertifikat. Sebab, jika tidak pendaftaran kendaraan baru dapat ditolak.
2. Penerapan dihapuskannya bensin dan solar berdasarkan keputusan pengadilan

Pada awal bulan ini, Pengadilan Tinggi Bombay dalam mengarahkan pemerintah negara bagian Maharashtra untuk membentuk komite ahli, guna mempelajari dan melihat apakah layak untuk menghapus kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel.
Pengadilan juga menyatakan keprihatinan yang signifikan mengenai kemacetan lalu lintas dan meningkatnya tingkat polusi di Mumbai. Pihaknya juga menyoroti dampak negatifnya terhadap kualitas hidup, lingkungan, dan keberlanjutan secara keseluruhan.
"Emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber utama polusi udara. Jalan-jalan di wilayah metropolitan Mumbai penuh dengan kendaraan. Kepadatan kendaraan di jalan-jalan sangat mengkhawatirkan," kata pengadilan pada 9 Januari 2024.
Disebutkan bahwa strategi yang ada saat ini bertujuan mengelola jumlah kendaraan dan mengurangi polusi di Mumbai terbukti tidak memadai.
3. Apa dampak dari dihapuskannya kendaraan berbahan bakar fosil di Mumbai?

Larangan apapun terhadap kendaraan berbahan bakar bensin dan solar jika diterapkan tidak hanya akan berdampak pada produsen mobil, tetapi juga warga negara dan bisnis yang sangat bergantung pada kendaraan tersebut. Sebab, infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik yang tidak memadai dan jaringan kereta metro yang masih berkembang.
Mumbai menjadi tempat kedudukan bursa saham negara. Serta kantor sejumlah bank global dan perusahaan multinasional, telah mengalami penurunan kualitas udara sejak pandemik COVID-19 di tengah meningkatnya kemacetan lalu lintas serta sejumlah proyek infrastruktur dan konstruksi yang tengah berlangsung.
Sejak 2020, kualitas udara di Mumbai terus memburuk. Ini berdasarkan dengan peningkatan indeks kualitas udara sebesar 12 persen menurut platform pemantauan kualitas udara sumber terbuka AQI yang menampilkan data kualitas udara secara real-time di situs web-nya.
India memiliki beberapa kota paling tercemar di dunia, termasuk ibu kotanya, New Delhi, yang sering kali mengalami indeks kualitas udara anjlok ke tingkat tidak sehat selama musim dingin.