Jendral AS: Iran Punya 3.000 Rudal Balistik yang Bisa Capai Israel

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Komando Pusat Amerika Serikat (AS), Jenderal Kenneth McKenzie, mengatakan pada Selasa (15/3/2022) bahwa Iran memiliki lebih dari 3 ribu rudal balistik. Banyak di antaranya yang dapat mencapai Israel.
"Mereka memiliki lebih dari 3.000 rudal dari berbagai jenis, beberapa di antaranya dapat mencapai Tel Aviv. Belum ada yang dapat mencapai Eropa," kata McKenzie, dilansir The Jerussalem Post.
McKenzie berada di Israel pekan lalu dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Naftali Bennett, Menteri Pertahanan Benny Gantz, dan Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi.
1. Kekhawatiran muncul atas proyek rudal Iran

McKenzie mengungkapkan kekhawatirannya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat terkait hal itu. Dia mengaku sangat prihatin atas pertumbuhan dan efisiensi yang luar biasa dari program rudal balistik Iran.
Dalam pernyataan tertulis, Mckenzie menyebut kekuatan rudal Iran sebagai ancaman terbesar bagi keamanan kawasan. Iran telah mengembangkan gudang senjata rudal balistik berhulu ledak nuklir dan telah menguji platform senjata tersebut beberapa kali.
Dia mengatakan kepada komite bahwa selama 5-7 tahun terakhir Iran telah banyak berinvestasi dalam program rudal balistiknya.
2. Iran menggandeng beberapa aktor lain untuk melawan Israel

Komando Pusat AS menilai bahwa Suriah dan Irak akan terus menjadi tempat bagi Iran dalam upayanya melawan Israel. Sebagian senjata diberikan kepada sekutu dekatnya, Hizbullah Lebanon, yang memiliki kepentingan yang sama.
Diperkirakan tahun lalu Hizbullah memiliki 130 ribu hingga 150 ribu roket yang dapat menjangkau jauh ke dalam wilayah Israel. Cadangan senjata ini juga termasuk rudal balistik Iran.
Tidak hanya rudal, Iran juga dinilai telah mampu mengembangkan drone jarak jauh yang dirancang untuk target berbasis darat tetap atau bergerak yang telah ditentukan, dikutip dari VOA.
Bulan Desember lalu, pusat penelitian ALMA di Israel mengungkap bahwa Hizbullah memiliki 2 ribu drone, yang beberapa di antaranya dipasok dari Iran.
Selain Hizbullah, Iran juga mempersenjatai kelompok Houthi di Yaman dengan drone dan rudal balistik jelajah. Houthi telah menyatakan permusuhan terhadap Israel. Mereka juga menggunakan rudal dan drone tersebut untuk menyerang Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi.
3. Iran serang Erbil, Irak Utara, dekat kompleks konsulat AS

Kekhawatiran AS atas program senjata Iran muncul usai serangan yang dilakukan terhadap Erbil, Irak utara, dekat kompleks konsulat AS beberapa hari lalu. McKenzie bahkan tidak menyangka akan menjadi target dalam serangan itu.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim serangan tersebut, mengatakan bahwa targetnya adalah pusat strategis Israel. Serangan itu disebut sebagai pembalasan atas terbunuhnya beberapa personel IRGC di Suriah karena serangan Israel.
AS segera menyalahkan Teheran atas serangan itu dan berjanji untuk mendukung pemerintah Irak dalam meminta pertanggungjawaban Iran. Beberapa negara Arab juga telah mengecam serangan tersebut.