Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jepang Tangkap Tersangka Penipuan Telepon yang Beroperasi dari Kamboja

Ilustrasi borgol. (pexels.com/Kindel Media)

Jakarta, IDN Times - Polisi Jepang menangkap 12 orang yang diduga menipu seorang wanita di Jepang melalui telepon penipuan dari markas mereka di Kamboja.

Penangkapan dilakukan saat mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Jepang pada Senin (7/10/2024), ketika pesawat yang membawa beberapa tersangka tiba di Bandara Haneda, Tokyo. Sementara yang lainnya, dengan pesawat yang mendarat di Bandara Narita, dekat ibu kota Jepang, NHK News melaporkan.

1. Para tersangka ditangkap setelah penggeledahan oleh polisi Kamboja setempat

Polisi mengungkapkan bahwa ke-12 warga Jepang tersebut berusia belasan hingga 40-an. Mereka melakukan penipuan sekitar 2 juta yen (Rp212,3 juta) pada wanita di Prefektur Toyama pada Agustus, melalui panggilan telepon dengan menyamar sebagai polisi.

Para pelaku bekerja di sebuah kasino di kota Bavet, Provinsi Svay Rieng, tenggara Kamboja, tempat polisi setempat melakukan penggeledahan menyusul laporan praktik ketenagakerjaan yang tidak adil.

Polisi juga menahan mereka dan menempatkan dalam tahanan perlindungan kepolisian Kamboja sejak Agustus, sebelum diterbangkan kembali ke Jepang. Kasus itu terungkap setelah beberapa pria tersebut meminta bantuan dari Kedutaan Besar Jepang di Phnom Penh.

2. Lowongan pekerjaan fiktif yang menjanjikan gaji tinggi di Kamboja

Polisi menduga, ke-12 orang tersebut pergi ke Kamboja setelah menanggapi iklan pekerjaan paruh waktu ilegal. Mereka mengklaim telah dibujuk ke negara itu.

Tim investigasi gabungan yang terdiri dari kepolisian prefektur di Miyagi, Ibaraki, Toyama, dan Nara meyakini para tersangka melamar pekerjaan di Kamboja setelah melihat unggahan palsu di media sosial yang mengiklankan 'pekerjaan mudah dengan gaji tinggi'. Tetapi, mereka akhirnya terlibat dalam tindakan panggilan penipuan.

Telah terjadi serangkaian kasus yang melibatkan kelompok penipu Jepang yang menggunakan lokasi di negara-negara Asia Tenggara sebagai tempat persembunyian. Pada November 2023, pihak berwenang Kamboja mendeportasi 25 pria Jepang karena diduga mengoperasikan jaringan penipuan telepon di Phnom Penh, dilansir Kyodo News.

3. Kamboja muncul sebagai episentrum industri kriminal

Ilustrasi bendera Kamboja. (unsplash.com/Daniel Bernard)

Pada September, Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) dari Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Ly Yong Phat, seorang taipan Kamboja dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan perdagangan manusia, serta kerja paksa dalam rangka mendukung penipuan mata uang virtual dan siber.

Ly yang merupakan konglomerat LYP Group dan O-Smach Resort, disebut berperan dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius terkait dengan perlakuan terhadap pekerja yang diperdagangkan, yang menjadi korban kerja paksa dalam operasi penipuan investasi daring.

Washington juga menjatuhkan sanksi kepada 3 hotel yang dimiliki atau dikendalikan Ly, yakni Garden City Hotel, Koh Kong Resort, dan Phnom Penh Hotel yang berbasis di Kamboja.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kamboja dan negara-negara lain di Asia Tenggara telah menjadi pusat industri kriminal bernilai miliaran dolar yang menyasar korban di seluruh dunia dengan skema penipuan kripto dan skema lainnya. Tindakan kriminal tersebut kerap beroperasi dari kompleks berbenteng yang dijalankan oleh sindikat China dan dikelola oleh pekerja yang diperdagangkan, dikutip dari Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us