Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Sebar Selebaran Propaganda Terkait Presiden-Ibu Negara Korsel

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)
Intinya sih...
  • Korut meluncurkan balon sampah dengan selebaran propaganda yang mengkritik Presiden Korsel dan Ibu Negara di wilayah Seoul.
  • Militer Korsel menemukan lebih dari 10 bungkusan sampah berisi selebaran di wilayah Seoul setelah peluncuran terakhir, tanpa zat berbahaya.
  • NIS memperkirakan provokasi Korut dengan balon akan meningkat, tetapi kemungkinan bioterorisme rendah karena sulitnya mengendalikan pergerakan balon.

Jakarta, IDN Times - Selebaran yang mengkritik Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, dan Ibu Negara Kim Keon Hee terlihat pada Kamis (24/10/2024) di dekat Stasiun Sinyongsan di Yongsan, pusat kota Seoul.

Selebaran tersebut diduga dibawa oleh balon sampah yang dikirim oleh Korea Utara (Korut) dan disebarkan di seluruh Yongsan saat balon meletus di atas distrik tersebut. Selebaran itu juga ditemukan di dalam halaman Kantor Kepresidenan dan di dekat kediaman presiden.

1. Apa isi selebaran yang dibawa oleh balon-balon sampah tersebut?

Militer Korsel mengatakan Korut meluncurkan sekitar 20 balon yang membawa selebaran propaganda yang mengkritik Presiden Yoon, dalam dimulainya kembali kampanye balon Pyongyang setelah jeda lima hari. Pihaknya menemukan lebih dari 10 bungkusan sampah berisi selebaran di wilayah Seoul setelah peluncuran terakhir. Tidak ada zat berbahaya yang terdeteksi setelah dianalisis. 

"Korut harus segera menghentikan tindakannya mengirim selebaran yang kasar seperti itu. Kami sekali lagi memperingatkan bahwa semua tanggung jawab berada di tangan Korut," kata Kepala Staf Gabungan (JCS) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yonhap.

Ini merupakan pertama kalinya sejak serangan balon udara dimulai pada Mei, balon-balon udara tersebut membawa selebaran propaganda yang ditujukan untuk presiden Korsel dan istrinya. Beberapa selebaran menyebut Yoon sebagai penjahat, sementara yang lain menuduh ibu negara tersebut melakukan perjalanan luar negeri yang mewah dan mengenakan perhiasan mahal.

2. Intelijen Korsel menepis klaim Korut terkait pengiriman balon sampah

Sebelumnya, saudara perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menyalahkan selebaran sebagai sampah propaganda politik yang diterbangkan oleh aktivis Korsel atas pelepasan balon mereka. Akan tetapi, Badan Intelijen Nasional (NIS) di Seoul mengatakan keduanya tidak ada hubungannya.

"Aktivisme selebaran oleh beberapa kelompok masyarakat sipil tampaknya tidak terkait dengan pelepasan balon sampah Korut, seperti yang diklaimnya. Korut sepertinya menerbangkan balon-balon tersebut dengan jadwal yang sembarangan, tanpa pola yang jelas," kata NIS dalam analisis barunya, dikutip dari Korea Herald.

NIS memperkirakan Pyongyang kemungkinan akan meningkatkan peluncuran balon pada bulan-bulan mendatang. Pihaknya mengungkapkan bahwa sejak September, provokasi Korut dengan menggunakan balon-balon kotor telah meningkat drastis. Sekitar dua sepertiga dari peluncuran balon tersebut sepanjang tahun telah terjadi sejak awal September.

"Mengingat Pyongyang baru-baru ini mengintensifkan serangannya terhadap Seoul, diantisipasi bahwa provokasi balon tidak hanya akan terus berlanjut, tetapi juga meningkat untuk membuat Korsel mengubah kebijakannya terhadap Korut dan membuat pernyataan saat pemilihan presiden Amerika Serikat berlangsung," ujarnya.

3. Meski belum ditemukan zat berbahaya dalam balon tersebut, Korsel tetap waspada

Bendera Korea Selatan. (Unsplash.com/Stephanie Nakagawa)

Terkait kekhawatiran bahwa Korut dapat menjadikan balon sebagai senjata untuk melakukan bioterorisme, NIS mengatakan kemungkinannya rendah. Sebab, sejumlah besar balon telah mendarat di wilayah mereka sendiri dan penggunanaan balon untuk tindakan semacam itu berarti secara aktif memulai perang. Namun, Korut menghindari risiko tersebut dengan mempertimbangkan pembalasan dari pemerintah Korsel dan kecaman internasional.

Meski begitu, pihaknya tetap waspada akan kemungkinan Korut menggunakan balon untuk menyebarkan infeksi atau agen berbahaya lainnya. NIS melihat bahwa tujuan utama Pyongyang dalam terus menyebarkan balon-balon kotoran adalah untuk menimbulkan ketidakamanan di Korsel dan menimbulkan perpecahan.

Menurut NIS, meski beberapa balon yang diluncurkan Korut telah dilengkapi dengan pengatur waktu dan penerima GPS, namun pergerakan balon sulit dikendalikan sehingga tidak efektif sebagai sarana untuk melepaskan agen biologis yang berbahaya. Sementara itu, rincian lain tentang kemampuan teknis peralatan Korut yang terpasang pada balon masih dianalisis. 

Hingga saat ini, Seoul belum menemukan zat yang membahayakan kesehatan masyarakat dalam isi balon-balon tersebut. Akan tetapi menurut laporan, beberapa parasit terdeteksi dalam kompos yang terdapat dalam balon-balon yang dilepaskan pada Mei dan Juni, namun pihak militer langsung mengumpulkan balon-balon itu sehingga tidak terjadi kontaminasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us