Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut Tahan 3 Pejabat Terkait Peluncuran Kapal Perang yang Gagal

Bendera Korea Utara. (Unsplash.com/Micha Brändli)
Intinya sih...
  • Korea Utara menahan tiga pejabat senior dari Galangan Kapal Chongjin atas kecelakaan kapal perang kelas perusak Choe Hyon seberat 5 ribu ton.
  • Kim Jong Un mengutuk kecelakaan sebagai tindakan kriminal yang diakibatkan oleh komando yang tidak berpengalaman dan kecerobohan operasional.
  • Penyelidikan atas kecelakaan tersebut sedang diintensifkan, sementara kapal perang harus diperbaiki sebelum pertemuan partai pada Juni.

Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) telah menahan tiga pejabat senior dari Galangan Kapal Chongjin. Mereka dituding terlibat dalam kecelakan baru-baru ini yang mengakibatkan sebuah kapal perang baru terbalik saat upacara peluncuran, Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Minggu (25/5/2025).

Peluncuran gagal yang melumpuhkan kapal perang kelas perusak Choe Hyon seberat 5 ribu ton itu, disaksikan oleh pemimpin Kim Jong Un. Ia pun mengecam kecelakaan tersebut sebagai tindakan kriminal yang diakibatkan oleh komando yang tidak berpengalaman dan kecerobohan operasional. Kim memperingatkan bahwa hal itu tidak dapat ditoleransi. 

1. Berikut daftar ketiga orang yang ditahan tersebut

Kim telah memerintahkan agar kapal perang tersebut diperbaiki sebelum pertemuan partai yang berkuasa pada Juni. Insiden ini telah digambarkan sebagai hal yang sangat memalukan dan kemunduran bagi modernisasi angkatan laut Korut.

KCNA mengatakan bahwa penyelidikan atas kecelakaan yang terjadi baru-baru ini sedang diintensifkan. Disebutkan, tidak ada kerusakan tambahan pada kapal perang tersebut dan rencana perbaikan sedang berlangsung sesuai jadwal.

Adapun pejabat yang ditahan oleh lembaga penegak hukum tersebut adalah kepala teknis Galangan Kapal Chongjin, Kang Jong-chol. Serta, Han Kyong-hak, kepala bengkel konstruksi lambung kapal, dan Kim Yong-hak, wakil manajer urusan administrasi. Hong Kil-ho, manajer galangan kapal juga telah dipanggil ke badan penegak hukum pada 22 Mei, dilansir Korea Herald.

2. Insiden kecelakaan di upacara peluncuran kapal perang Korut

Pada 21 Mei, kapal perang itu terbalik saat peluncuran di kota pelabuhan timur Chongjin. Kapal yang baru dibangun itu sebagian tenggelam dan mengalami kerusakan. Citra satelit mengonfirmasi bahwa kapal tersebut tergeletak miring dan ditutupi terpal. Kapal itu tampaknya kehilangan keseimbangan ketika haluannya gagal lepas dari jalur kapal. 

Awalnya, KCNA melaporkan bagian bawah kapal hancur, namun pembaruan kemudian mengklarifikasi bahwa tidak ada lubang. Kendati, ada goresan dan masuknya air di buritan kapal.

Para analis mengatakan kapal tersebut dapat dilengkapi dengan rudal nuklir taktis jarak pendek, meski Korut belum membuktikan kemampuannya untuk mengecilkan senjata nuklirnya. Peluncuran yang gagal itu dilihat sebagai cerminan dari ketegangan yang lebih luas di tengah upaya Kim untuk melawan pengaruh militer Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut.

3. Korut kemungkinan dibantu Rusia bangun kapal perang baru

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang pada 19 Juni 2024. (x.com/mfa_russia)

Menurut Ahn Chan-il, seorang pembelot Pyongyang yang beralih menjadi peneliti yang mengelola World Institute untuk Studi Korut, kapal perang yang baru dibangun itu mungkin juga dikembangkan dengan bantuan Rusia. Menurutnya, Chongjin yang menjadi tempat upacara peluncuran kapal perang baru itu diadakan, terletak dekat dengan pelabuhan Vladivostok di Rusia.

"Kemungkinan besar jadwal yang diproyeksikan untuk kapal tersebut dibagikan dengan pihak Rusia. Ini termasuk kapan perakitan akan selesai dan kapal akan diluncurkan. Sepertinya, dermaga itu dibangun dengan tergesa-gesa dan banyak masalah mungkin muncul selama proses pembuatan kapal," ujarnya.

"Dengan pengumuman hari ini, Korut tampaknya memberi isyarat tidak hanya kepada rakyatnya sendiri, tetapi juga kepada pihak Rusia," tambahnya, dikutip dari The Straits Times.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS yang merupakan sekutu keamanan utama Korsel, telah meningkatkan latihan militer gabungan di kawasan tersebut untuk menghalangi Pyongyang. Washington juga meningkatkan kehadiran aset strategisnya, seperti kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir. 

Sementara itu, Korut telah berulang kali menyatakan dirinya sebagai negara bersenjata nuklir yang tidak dapat diubah. Pihaknya juga secara rutin mengecam latihan gabungan Washington-Seoul sebagai latihan untuk invasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us