Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kunjungi Jepang, Biden Bertemu dengan Kaisar Naruhito dan PM Kishida

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kanan) saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Tokyo pada Senin (23/5/2022) waktu setempat. (twitter.com/kishida230)

Jakarta, IDN Times - Setelah melakukan lawatan kenegaraannya selama 3 hari ke Korea Selatan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya tiba di Jepang.

Pada putaran kedua kunjungan Asia pertamanya sebagai presiden, Biden bertemu dengan Kaisar Jepang Naruhito dan Perdana Menteri (PM) Fumio Kishida.

Dalam kunjungannya ke Negeri Sakura, Biden membawa isu kawasan Indo-Pasifik, kawasan yang sedang difokuskan oleh Washington karena meningkatnya dominasi China di kawasan tersebut.

1. Biden disambut oleh Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran Jepang di Tokyo

Pertemuan Biden dengan kaisar bermaksud untuk memberikan salam atas nama rakyat Amerika, menyoroti kedekatan hubungan Washington-Tokyo yang disematkan mendalam oleh ikatan antar rakyat, dilansir Kyodo News.

Kunjungan Biden disambut oleh Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran, Tokyo pada Senin (23/5/2022) waktu setempat.

Menurut Badan Rumah Tangga Kekaisaran, melalui pertemuan yang berlangsung 30 menit, Biden mengatakan kepada kaisar bahwa kedua negara memiliki ikatan yang kuat, dan bahwa Jepang merupakan mitra terpentingnya di kawasan Asia-Pasifik.

Kaisar pun memberikan respons positif dan berharap persahabatan serta niat baik antara Jepang-AS akan semakin berkembang dengan lawatan ini.

Pertemuan antara Biden dan Kaisar Naruhito bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, mereka pernah bertemu pada Desember 2013 silam, di mana saat itu Kaisar Naruhito masih menjadi putra mahkota dan Biden menjabat sebagai wakil presiden pada era pemerintahan Presiden Barrack Obama.

2. AS-Jepang berkomitmen pada perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang dan mendapatkan upacara sambutan di Tokyo pada Senin (23/5/2022). (twitter.com/POTUS)

Dilansir dari laman resmi Gedung Putih, Biden dan Kishida bertemu untuk memajukan kerja sama dalam berbagai masalah bilateral, regional, dan global.

Kedua pemimpin berkomitmen bekerja sama erat dalam mengatasi tantangan keamanan, termasuk program nuklir dan rudal balistik Korea Utara, serta perilaku China yang dianggap bertentangan dengan hukum internasional. 

Biden juga mendukung rencana Jepang untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.

"Aliansi AS-Jepang yang kuat merupakan landasan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, Washington dan Tokyo sepakat untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, seperti teknologi baru, keamanan rantai pasokan, dan energi bersih.

3. Biden dan Kishida bahas agresi Rusia ke Ukraina

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida selama pertemuan bilateral di Istana Akasaka, Tokyo, pada Senin (23/5/2022). (twitter.com/POTUS)

Kedua pemimpin juga mengkhawatirkan meningkatnya ketegasan atas Taiwan yang telah memiliki pemerintahan sendiri, namun dianggap China sebagai provinsi pemberontak, Asahi Shimbun melaporkan.

Kedua pemimpin juga menyoroti agresi Rusia ke Ukraina, yang dianggap merusak fondasi tatanan global. 

"Kami sama sekali tidak dapat membiarkan upaya apapun untuk mengubah status quo dengan paksa di mana pun di dunia," kata Kishida, dalam pernyataan bersama kedua pemimpin.

Jepang dan AS, dua negara yang memiliki nilai-nilai fundamental yang sama, berkomitmen untuk memimpin masyarakat internasional guna mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum.

4. Pembicaraan soal IPEF

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri) saat bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Tokyo pada Senin (23/5/2022) waktu setempat. (twitter.com/kishida230)

Pada pertemuan tersebut, AS meluncurkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF), yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama AS dengan negara-negara lain di kawasan ini, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di kawasan Indo-Pasifik.

Nantinya, kerangka kerja sama tersebut untuk mengikat negara-negara lebih erat melalui standar umum di berbagai bidang, seperti ketahanan rantai pasokan, energi bersih, infrastruktur, dan perdagangan digital.

Seperti yang diketahui, sejak presiden pendahulu Biden, Donald Trump menarik diri dari blok perdagangan multinasional Trans-Pasifik pada 2017 atau yang sekarang dikenal dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), AS tidak memiliki pilar ekonomi untuk terlibat di kawasan Indo-Pasifik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us