Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Malaysia Sebut Konflik India-Pakistan Berimbas ke Pasokan Beras

Ilustrasi bendera Malaysia. (unsplash.com/Aaron Lee)
Intinya sih...
  • Malaysia khawatir ketegangan India-Pakistan mempengaruhi impor beras
  • Ketegangan di Kashmir bisa ganggu harga dan pasokan beras di Malaysia
  • Malaysia akan diversifikasi sumber beras dengan teknologi modern

Jakarta, IDN Times - Malaysia telah menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, yang berpotensi memengaruhi impor beras ke Asia Tenggara.

Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu mengatakan hampir 40 persen beras impor negaranya berasal dari India dan Pakistan. Menurutnya, stabilitas politik dan ekonomi kedua negara itu sangat penting bagi ketahanan pangan di Malaysia.

"Jika terjadi perang atau ketegangan yang memengaruhi operasi pelabuhan atau infrastruktur pengiriman, impor beras ke negara kita bisa terganggu," ujar Mohamad pada Rabu (7/5/2025), dikutip dari The Straits Times.

1. India-Pakistan merupakan pemasok penting bagi beras di Malaysia

Mohamad menambahkan, jika situasi di Kashmir meningkat, hal itu akan berdampak pada harga dan kontinuitas pasokan beras di Malaysia. India memasok beras putih dan Pakistan memasok beras basmati, keduanya merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Malaysia yang berjumlah 34 juta jiwa.

Ketegangan antara New Delhi dan Islamabad meningkat setelah India melancarkan serangan rudal ke Pakistan di sepanjang perbatasan di Kashmir yang disengketakan pada 7 Mei 2025. Pakistan pun membalas serangan itu. Akibatnya, menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Eskalasi konflik ini menyusul serangan mematikan pada bulan lalu terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikelola India. New Delhi menuduh Islamabad mendukung serangan yang menewaskan 26 orang tersebut. Namun, Pakistan membantah tuduhan itu.

2. Upaya Malaysia dalam menjaga stok berasnya

Potret Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur, Malaysia. (unsplash.com/Esmonde Yong)

Saat ini, stok beras nasional di Negeri Jiran stabil. Dengan jumlah yang mencapai 200 ribu metrik ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri selama enam bulan ke depan. Namun, pemerintah sedang meningkatkan hubungan dengan pemasok beras lainnya di kawasan Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Thailand, dan Kamboja.

Malaysia akan mengambil langkah-langkah dan strategi khusus untuk menjaga pasokan berasnya, termasuk diversifikasi sumber beras. Ada kebutuhan mendesak untuk mentransformasi sektor pertanian dan agro pangan. 

Wakil Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Arthur Joseph Kurup mengatakan bahwa sektor tersebut dapat ditransformasikan melalui adopsi teknologi modern dan cerdas. Hal ini meliputi, otomatisasi, mekanisasi, Internet of Things (IoT), serta bioteknologi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

"Sektor agro pangan berperan penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial di negara ini, dengan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,19 persen dan berkontribusi 11,52 persen terhadap PDB nasional pada 2024," kata Arthur, dikutip dari The Star.

3. India-Pakistan merupakan produsen beras global

Ilustrasi seorang pekerja di penggilingan padi yang sedang menghampar beras. (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada 2024-2025, India memproduksi sekitar 147 juta metrik ton beras. Jumlah tersebut mencakup 27 persen dari produksi global. Hal ini menjadikan India sebagai produsen beras terbesar dan melampaui China yang memproduksi sekitar 145 juta metrik ton.

Sementara itu, Pakistan menghasilkan sekitar 10 juta metrik ton beras, menempatkannya sebagai produsen terbesar ke-10 di dunia. Meski total produksinya lebih kecil, dibandingkan negara lain, Pakistan terkenal sebagai eksportir utama beras basmati bernilai tinggi di pasar internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us