Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Militer Korsel Siaga Hadapi Provokasi Korut di Perbatasan

Ilustrasi DMZ (IDN Times/Vanny El Rahman)

Jakarta, IDN Times - Militer Korea Selatan (Korsel) siap menanggapi provokasi Korea Utara (Korut). Korsel menerima ancaman bahwa pasukan Korut sudah bersiap di perbatasan.

Korut menuding Korsel telah menerbangkan drone sampai ke dalam ibu kota Pyongyang untuk menyebarkan pesan propaganda. Pyongyang memperingatkan, jika ada drone lain yang terlacak, berarti Seoul telah mendeklarasikan perang.

“Militer kami memantau situasi dengan seksama dan siap sepenuhnya hadapi provokasi Korut,” kata juru bicara Kepala Staf Gabungan Korsel, Lee Seong Joon, dikutip dari Channel News Asia, Senin (14/10/2024).

Sementara, Kepala Staf Gabungan Korsel tak membenarkan atau membantah terkait pengiriman drone ke Pyongyang tersebut. Sebaliknya, mereka malah menyebut Korut tak tahu malu.

“Pihak Korut bukannya memastikan siapa pelakunya, tapi malah menyalahkan Korsel. Tapi mereka bungkam soal pengiriman drone ke arah selatan sebanyak 10 kali,” ungkap Lee.

1. Balon sampah dari Korut disertai GPS

Korsel angkat bicara terkait balon-balon sampah dari Korut. Korsel menyebut, balon-balon sampah itu telah dilengkapi transmiter atau pemancar GPS.

Kepala Staf Gabungan mengonfirmasi hal itu pada Minggu (13/10/2024). Pemancar GPS ditemukan di beberapa balon yang dikumpulkan militer Korsel.

2. Pengembangan teknologi balon sampah Korut

KBS World melaporkan, militer Korsel sedang menganalisis balon tersebut. Militer khawatir Pyongyang menggunakan balon untuk melacak rute terbang secara real time menggunakan pemancar GPS. Militer juga khawatir Korut menjatuhkan benda yang terpasang pada balon itu di lokasi tertentu.

Pihak militer menilai bahwa meski Korut belum dapat memasang transmiter GPS pada semua balon karena keterbatasan dana, tetapi mereka mengumpulkan pengalaman dan data dengan memantau rute beberapa balon.

Seorang pejabat militer Korsel mengatakan bahwa militer melacak kemungkinan pengembangan teknologi balon yang mengapung oleh Korut dan bersiap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi.

3. Khawatir ada risiko bioterorisme Korut

Baru-baru ini, Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KDCA) Korsel, Jee Young-mee, khawatir atas risiko bioterorisme yang ditimbulkan balon pembawa sampah dari Korut. Pihaknya juga tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan risiko penggunaannya sebagai senjata biokimia.

Jee menekankan pentingnya bersiap menghadapi kemungkinan ancaman tersebut, termasuk menjaga persediaan vaksin untuk penyakit cacar dan antraks.

"KDCA berencana mulai mengamankan vaksin antraks yang dikembangkan di dalam negeri mulai tahun depan, menyusul persetujuan yang diharapkan pada akhir tahun ini," ungkapnya, dikutip dari Korea Herald.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us