Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moldova Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp13,9 Miliar ke Ukraina

Peralatan bantuan dari Moldova ke Ukraina. (facebook.com/MNS.GOV.UA)

Jakarta, IDN Times - Moldova mengirimkan bantuan peralatan darurat ke Ukraina usai ledakan bendungan Nova Kakhovka di Kherson pada Senin (12/6/2023). Ini dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir dan membantu tim darurat di Ukraina dalam mengevakuasi warga. 

Pekan lalu, bendungan Nova Kakhovka mengalami ledakan hebat yang mengakibatkan banjir banding di sekitar aliran Sungai Dnipro.

Sampai sekarang belum dapat dipastikan siapa dalang di balik insiden ini. Ukraina dan Rusia saling tuding soal siapa yang meledakkan bendungan tersebut. 

1. Moldova kirim bantuan senilai Rp13,9 miliar ke Ukraina

Moldova sudah mengirmkan bantuan ke Ukraina senilai 4,2 juta lei (Rp13,9 miliar) untuk meminimalisir dampak lingkungan dan kemanusiaan ledakan di Nova Kakhovka. Bantuan tersebut termasuk pompa air, perahu boat, makanan, dan berbagai perlengkapan mitigasi banjir. 

Peralatan disediakan oleh Komisi Inspektorat Jenderal Darurat dan Badan Material Cadangan Moldova. Mendengar ini, tim darurat di Ukraina menyatakan terima kasih kepada Moldova atas bantuan yang diberikan. 

Sebelumnya, Jepang sudah mengumumkan bantuan senilai 5 juta dolar AS (Rp74,2 miliar) kepada Ukraina lewat organisasi internasional. Bantuan itu ditujukan kepada korban banjir bandang di Kherson, dilaporkan Ukrinform.

Belgia juga berencana mengirimkan bantuan bagi korban banjir bandang, setelah Belgia dan Ukraina mengadakan pertemuan yang membicarakan masalah tersebut. 

2. Kebocoran Nova Kakhovka bisa berdampak pada Krimea

Perusahaan hydropower di Ukraina, Ukrhydroenergo mengatakan bahwa ledakan di Nova Kakhovka akan berdampak langsung pada empat wilayah dalam jangka pendek. Bahkan, Krimea disebut tidak akan menerima air dalam setahun akibat peristiwa ini. 

"Tidak ada suplai air ke Krimea karena level air di bendungan Kakhovka sangat rendah dari permukaan air yang dibutuhkan mengaliri Kanal Krimea. Maka dari itu, kemungkinan besar, air tidak akan bisa disuplai ke Krimea setidaknya dalam 1 tahun," kata otoritas Ukraina. 

Dilaporkan Ukrainska Pravda, Ukraina juga mengungkapkan bahwa air tidak bisa mengaliri beberapa wilayah yang sebagian masih diduduki Rusia. Sedangkan wilayah yang akan terdampak suplai air adalah Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia, Kherson, dan Mykolaiv. 

Namun, Ukrhydroenergo menyebut bahwa pihaknya memprioritaskan penyediaan air minum kepada seluruh warga. Pihaknya tidak mengkhawatirkan masalah itu karena masih memiliki cadangan di Kryvyi Rih. 

3. Ukraina dan Moldova bangun jembatan Sungai Dnister

Ukraina dan Moldova menyetujui perjanjian pembangunan jembatan di perbatasan kedua negara yang dibatasi Sungai Dnister. Jembatan itu akan menghubungkan wilayah Yampil dan Cosauti.

Perjanjian ini menjadi kelanjutan persetujuan kedua negara pada 2021. Namun, invasi skala besar Rusia ke Ukraina menghambat proses implementasi proyek jembatan. Padahal, jembatan tersebut penting sebagai alternatif rute logistik. 

"Jembatan Yampil akan menjadi kunci koridor transportasi antara Kiev dan Chisinau. Selain itu, jembatan akan memperpendek rute dari Ukraina bagian tengah ke Eropa Selatan dan Tengah tanpa memutar Transnistria untuk kepentingan ekspor Ukraina," kata Wakil Menteri Pembangunan Ukraina, Oleksandr Kubrakov.

Saat ini, lalu lintas di Yampil-Cosauti hanya dilayani kapal feri untuk menyeberang Sungai Dnister. Namun, kapal tersebut tidak beroperasi dalam beberapa tahun terakhir dan belum mendapat pembaruan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us