Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Mulai Serangan Balik, Prancis Siap Percepat Bantuan Senjata

Kanselir Olaf Scholz, Presiden Andrzej Duda dan Presiden Emmanuel Macron (Twitter.com/Bundeskanzler Olaf Scholz)

Jakarta, IDN Times - Serangan balik yang sering digembar-gemborkan Ukraina diklaim telah dimulai. Pada Senin (12/6/2023), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mendukung dengan menjanjikan lebih banyak percepatan pengiriman bantuan militer kepada Kiev.

Dalam pertemuan dengan pemimpin Polandia dan Jerman di Istana Elysee, Macron mengatakan telah melakukan segalanya untuk membantu Ukraina. Paris menjanjikan akan mengintensifkan pengiriman amunisi, senjata dan kendaraan tempur.

Polandia dan Jerman juga berjanji akan mendukung serangan balik Ukraina. Dukungan itu menunjukkan solidaritas tiga pemimpin tersebut.

1. Memberi segala sesuatu untuk membantu Ukraina

Presiden Andrzej Duda, Presiden Emmanuel Macron dan Kanselir Olaf Scholz (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Pertemuan tiga pemimpin dilakukan di Paris, ibu kota Prancis. Pertemuan tiga arah para pemimpin itu disebut Segitiga Weimar. Mereka membahas konflik dan upaya serangan balik Ukraina serta bagaimana memberikan dukungan kepada negara yang kini terus digempur oleh Rusia tersebut.

Dilansir Reuters, dalam konferensi pers usai pertemuan itu, Presiden Macron mengatakan bahwa negaranya telah memberikan segala sesuatu untuk membantu pemerintah Kiev.

"Kami telah mengintensifkan pengiriman amunisi, senjata, dan kendaraan bersenjata. Kami akan melanjutkannya dalam beberapa hari dan minggu mendatang," kata Macron.

Pada Senin, Ukraina mengklaim telah melancarkan serangan balik fase awal dan berhasil membebaskan kembali tujuh desa dari pasukan pendudukan Rusia. Serangan balik itu terjadi di sepanjang front tenggara yang berjarak sekitar 100 kilometer.

2. Serangan balik Ukraina akan berjalan selama berbulan-bulan

ilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Serangan balik yang telah dilakukan oleh Ukraina guna melawan pasukan Rusia, telah dilakukan selama beberapa hari terakhir ini. Presiden Macron mengatakan bahwa serangan balik tersebut bisa memakan waktu beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.

"Serangan balasan (Ukraina) telah dimulai. Ini akan dikerahkan selama beberapa minggu dan bahkan berbulan-bulan. Kami mendukungnya dalam batasan yang kami tetapkan sendiri," kata Presiden Prancis dikutip dari Politico.

"Kami ingin (serangan balik itu) menang sebanyak mungkin sehingga kami kemudian dapat memulai periode negosiasi dalam kondisi yang baik," tambah Macron.

Pertemuan tiga arah antara Prancis, Jerman dan Polandia di Istana Elysee juga membahas jaminan keamanan untuk Ukraina dalam keanggotaan NATO. Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa Ukraina harus diberi sinyal yang jelas tentang keanggotaan Kiev tapi Kanselir Jerman Olaf Scholz masih dinilai kurang terbuka tentang jaminan itu.

3. Tiga pemimpin menolak rincian rencana jaminan keamanan untuk Ukraina

ilustrasi (Unsplash.com/Kedar Gadge)

Selama konferensi pers usai pertemuan tiga arah tersebut, ketiga pemimpin Segitiga Weimar tidak mau menjelaskan rincian jaminan keamanan masa depan Ukraina. Tapi Kanselir Scholz mengatakan bahwa Presiden Putin dari Rusia harus segera menyadari bahwa rencananya telah gagal.

"Sudah saatnya Putin akhirnya menyadari bahwa rencananya telah gagal, bahwa dia mengakhiri perang setelah hampir 16 bulan dengan ratusan ribu orang tewas, dengan jutaan orang terluka dan bahkan lebih banyak lagi pengungsi" kata Scholz dikutip dari ABC News.

Selain membahas bantuan untuk mendukung serangan balik Ukraina, ketiga pemimpin itu juga membahas pengiriman bantuan kemanusiaan. Ini terutama setelah hancurnya bendungan Kakhovka yang telah menyebabkan sebagian besar wilayah tenggara Ukraina mengalami banjir bandang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us