Kosovo Setuju Tampung Migran yang Dideportasi dari AS

- Kosovo menyetujui menampung 50 migran yang dideportasi dari AS selama 1 tahun
- AS mendesak negara-negara Balkan, termasuk Kosovo, untuk menampung migran yang dideportasi
- Inggris meminta Kosovo untuk menampung para pencari suaka yang gagal dan membuka pusat pemulangan migran ke negara asalnya
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Kosovo Albin Kurti, pada Rabu (11/6/2025), menyetujui menampung sementara migran yang dideportasi dari Amerika Serikat (AS).
“Kami akan menerima 50 migran yang dideportasi dari AS. Namun, kami dapat memilih individu yang berhak ditampung di Kosovo. Mereka harus memenuhi persyaratan ketertiban dan mengikuti aturan hukum,” terangnya, dikutip RFE/RL.
Persetujuan ini sebagai bagian pengiriman migran AS di negara ketiga yang dicanangkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Sebelumnya, AS sudah mengirimkan migran yang dideportasi ke Meksiko dan El Salvador, serta diduga berencana mengirim ke Libya.
1. Bantu proses pemulangan migran ke negara asalnya
Kurti mengatakan bahwa keputusan ini dibuat atas permintaan dari AS kepada negara-negara sekutunya, termasuk Kosovo untuk menjadi negara ketiga dalam menampung migran.
“Negara kami akan menerima dan menampung 50 individu selama periode 1 tahun untuk memfasilitasi pemulangan migran yang dideportasi dari AS dengan selama ke negara asalnya,” tuturnya, dikutip Prishtina Insight.
Ia mengatakan, Kosovo akan memilih daftar migran yang dapat ditampung di negaranya. Para migran akan dipilih sesuai dengan rekam jejaknya selama berada di AS.
Kurti menambahkan bahwa AS tetap menjadi sekutu terdekat Kosovo. Ia pun menyebut, Pristina akan tetap menjadi rekan penting dan dapat diandalkan oleh Washington.
2. AS desak negara-negara Balkan tampung migran
Pekan lalu, Trump mendesak negara-negara Balkan, termasuk Serbia dan Kosovo agar bersedia menampung migran yang dideportasi dari AS.
Melansir Sarajevo Times, langkah ini adalah strategi pemerintahan Trump untuk melibatkan pemerintahan negara lain dalam menampung migran. Rencana ini diumumkan terutama setelah dicabutnya status suaka migran asal Venezuela, Nikaragua, Kuba, dan Haiti.
Dengan ini, Washington dapat mengirimkan migran yang dicabut status tinggalnya ke negara-negara ketiga sebelum nantinya dipulangkan ke negara asalnya.
Human Right Watch (HRW) mengkritisi kebijakan penggunaan negara Balkan untuk menampung migran karena melanggar hak asasi migran dan menciptakan tantangan baru bagi negara penampung.
3. Inggris minta Kosovo tampung pencari suaka yang gagal
Sebulan lalu, Inggris meminta Kosovo untuk menampung para pencari suaka yang gagal. London juga mendorong Pristina untuk membuka pusat pemulangan migran ke negara asalnya.
“Kosovo terbuka soal diskusi untuk menampung pencari suaka di Inggris yang gagal. Namun, belum ada dialog formal dengan Inggris terkait masalah ini sehingga saya tidak dapat mengatakan lebih,” ungkap Presiden Kosovo, Vjosa Osmani, dilansir The Independent.
Tak hanya Kosovo, Makedonia Utara, Serbia, dan Bosnia-Herzegovina menjadi kandidat yang masuk dalam daftar Inggris untuk menampung pencari suaka yang gagal. Terdapat pula negara di luar Eropa yang jadi target rencana ini.