Presiden Belarus Sebut AS Ingin Pisahkan Rusia dan China

- Presiden Belarus klaim AS ingin memisahkan Rusia dengan China.
- Lukashenko memiliki perasaan campuran terkait perdamaian di Ukraina.
- Belarus akan memperkuat posisi militer dengan pengiriman senjata taktis Rusia.
Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, pada Jumat (21/2/2025), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump berniat memisahkan Rusia dengan China. Ia menyebut, Washington terus berupaya mendekati Moskow.
"Sepertinya mereka (AS) berusaha memicu perselisihan antara Rusia dan China. Rusia tidak boleh membiarkan ini terjadi. Rusia tidak boleh membiarkan ini terjadi," terang Lukashenko, dikutip The Moscow Times.
Pekan ini, AS sudah mengadakan dialog dengan Rusia terkait dengan penyelesaian konflik di Ukraina. Langkah tersebut mendapatkan protes dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy yang mengaku akan menolak hasil dari perundingan tanpa melibatkan negaranya.
1. Sebut ada dampak positif dan negatif soal perdamaian di Ukraina
Lukashenko mengatakan memiliki perasaan campuran terkait perdamaian di Ukraina. Ia menambahkan, perdamaian di Ukraina akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi Belarus.
"Saya memiliki perasaan campuran terkait dengan penyelesaian perang di Ukraina bagi Belarus. Di satu sisi, perdamaian di Ukraina akan menjadi keuntungan bagi kami dan di sisi lain, juga akan menjadi sesuatu yang berat bagi Belarus," tuturnya.
Ia menyebut bahwa perusahaan asing asal AS dan Eropa akan kembali masuk ke pasar Belarus. Namun, ia memperingatkan bahwa tidak mudah untuk berkompetisi di pasar negaranya.
Selama ini, Belarus menjadi salah satu negara produsen pupuk terbesar di dunia. Negara Eropa Timur itu juga menjadi pemasok utama pupuk untuk pasar Uni Eropa (UE) sebelum disanksi pada 2020.
2. Belarus dorong pendirian arsitektur keamanan regional
Kepala Departemen Kerja sama Militer Internasional di Kementerian Pertahanan Belarus, Valery Revenko mengutarakan bahwa situasi di kawasan tidak akan membaik dan damai tanpa adanya arsitektur keamanan regional.
"Selain terciptanya tensi di perbatasan bagian barat, kami sudah menyaksikan konflik militer di Ukraina dalam 3 tahun terakhir. Belarus tidak menjadi bagian dalam konflik ini. Meskipun terdapat sejumlah upaya untuk memprovokasi dan menyeret kami dalam konflik," ungkapnya, dikutip Belta.
Ia menambahkan, Belarus akan terus mengupayakan perdamaian dan siap menentukan aksi untuk melindungi teritori Belarus. Ia menyebut, Belarus akan merespons sesegera mungkin jika terbukti ada pelanggaran.
Revenko mengharapkan agar Trump dapat memenuhi semua janjinya dan bertindak yang terbaik untuk mewujudkan perdamaian. Ia menyebut, perdamaian memang tidak dapat terwujuda dalam satu hari dan dilakukan oleh satu negara saja.
3. Klaim keberadaan rudal Rusia akan perkuat posisi Belarus
Menteri Pertahanan Belarus, Viktor Khrenin mengungkapkan bahwa keberadaan senjata taktis Rusia dan rencana pengiriman sistem rudal antarbenua Oreshnik di Belarus akan memperkuat posisi negaranya.
"Pengiriman misil Oreshnik akan meningkatkan kemampuan perang tentara Belarus dan membuat posisi negara kami semakin kuat. Militer Belarus juga sudah dilengkapi dengan senjata-senjata modern," ungkapnya, dilansir Tass.
Ia menambahkan, kompleks industri pertahanan Belarus dan kerja sama pertahanan dengan Rusia membuat proses ini sangat signifikan. Ia memastikan keamanan militer Belarus sudah diupayakan semaksimal mungkin.