Presiden El Salvador Tidak Peduli Dijuluki Diktator

Jakarta, IDN Times - Presiden El Salvador Nayib Bukele mengaku tidak peduli jika dijuluki diktator. Menurutnya, lebih baik disebut diktator dibandingkan melihat rakyat El Salvador tewas akibat ulah geng kriminal.
"Saya tidak peduli mereka bilang saya adalah diktator. Maksud saya, mereka menyebut saya diktator untuk melihat bagaimana mereka (geng kriminal) membunuh rakyat El Salvador di jalanan. Saya lebih memilih mereka menyebut diktator daripada melihat pembunuhan," kata dia pada Senin (2/6/2025).
Bukele kerap disebut sebagai diktator usai melakukan penangkapan terduga geng kriminal secara massal dalam beberapa tahun terakhir. Tak sedikit warga yang bukan anggota geng ikut terciduk dalam operasi tersebut.
1. Sebut demokrasi dan HAM hanyalah istilah dari NGO
Bukele mengatakan bahwa demokrasi, transparansi, hak asasi manusia (HAM), dan penegakan hukum adalah istilah yang digunakan untuk membuat rakyat tetap terkekang oleh kekerasan.
"Demokrasi, transparansi, HAM, penegakan hukum terdengar sangat baik dan ideal. Namun, istilah tersebut hanya digunakan agar kita tetap berada di bawah dan terkekang. Sayangnya, kami masih melihat negara-negara saudara kami percaya bahwa organisasi internasional tersebut benar-benar memperjuangkan HAM," ungkapnya, dilansir EFE.
Setahun setelah terpilih pada periode kedua, pemerintahan Bukele ditandai dengan maraknya penangkapan, termasuk aktivis penegak HAM dan pemenjaraan ratusan migran Venezuela dari Amerika Serikat (AS) tanpa proses hukum.
2. Dukung pajak 30 persen untuk donasi internasional
Tak hanya itu, Bukele juga mengaku setuju dengan penerapan pajak donasi internasional kepada organisasi non-profit (NGO) asing di El Salvador sebesar 30 persen yang tertuang dalam Hukum Agen Asing.
"Beberapa hari lalu, Parlemen El Salvador menyetujui Hukum Agen Asing. Ini adalah hukum untuk melindungi kerja sama internasional. Hukum ini untuk memastikan dana yang datang dari luar negeri memang digunakan untuk proyek sosial dan benar-benar membantu rakyat El Salvador," ungkapnya.
Ia menambahkan, mayoritas negara-negara maju melarang adanya intervensi asing di negaranya. Ia menyebut bahwa El Salvador memperbolehkan intervensi asing, tapi dengan syarat membayar pajak seperti yang lainnya.
3. HRW sebut Bukele semakin berkuasa dalam 6 tahun terakhir
Wakil Kepala Human Rights Watch (HRW), Juan Pappier, mengatakan bahwa terdapat konsentrasi besar kekuatan berada di tangan Bukele dalam 6 tahun terakhir.
"Apa yang kami lihat adalah besarnya konsentrasi kekuatan di tangan Bukele. Kekuasaan Bukele sudah didasarkan pada penghancuran pengecekan dan keseimbangan dalam demokrasi dan meningkatnya upaya untuk membungkam dan mengintimidasi kritik," tuturnya, dikutip CNN.
Sementara itu, keberhasilan Bukele dalam mengurangi kekerasan geng kriminal di El Salvador membuat popularitasnya melonjak. Alhasil, Bukele mampu memenangkan pemilu dengan mudah, meski sebenarnya konstitusi melarang pencalonan secara berturut-turut.
Sejak 2022, El Salvador sudah menerapkan keadaan darurat untuk meringkus geng kriminal dan menangguhkan hak-hak konstitusional warga. Namun, banyak warga di San Salvador merasa aman berjalan di sekitar rumahnya yang dikenal sebagai zona berbahaya.