Rencana Invasi Israel ke Gaza Dinilai Bakal Terkendala, Ini Faktornya

Jakarta, IDN Times – Invasi darat Israel ke Jalur Gaza semakin nyata. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada Rabu (25/10/2023) malam dan mengatakan akan mempersiapkan invasi darat. Meski demikian, belum jelas kapan invasi dimulai.
“Kami telah membunuh ribuan teroris dan ini hanyalah permulaan. Kami sedang mempersiapkan invasi darat. Saya tidak akan menjelaskan kapan, bagaimana, dan berapa jumlahnya.” ungkapnya, dilansir Reuters.
Akan tetapi, menurut beberapa analis ada beberapa hal yang masih dan perlu dipertimbangkan Israel ketika melancarkan serangan darat ke Gaza. Berikut beberapa di antaranya.
1. Berbagai faktor mempersulit rencana invasi

Analis Keamanan dan Pertahanan Sky News, Debora Haynes, mengatakan bahwa berbagai faktor akan mempersulit rencana perang Netanyahu. Di antaranya adalah tekanan internasional yang semakin besar untuk menghentikan pemboman udara terhadap warga sipil di Gaza.
Selain itu, musuh-musuh Israel lainnya di kawasan seperti Iran dan Lebanon patut dipertimbangkan.
“Musuh-musuh di kawasan yang dipimpin oleh Iran telah memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan memicu pembalasan yang dapat meningkatkan krisis Israel-Hamas menjadi perang regional,” kata Haynes.
Nasib para sandera juga akan mempengaruhi perhitungan militer. Upaya diplomatik besar-besaran sedang dilakukan untuk mencoba menjamin pembebasan para tawanan dari Hamas.
“Tindakan apa pun yang dilakukan Israel untuk mengirimkan pasukan darat akan menempatkan para sandera pada risiko bahaya yang lebih besar kecuali mereka berhasil diselamatkan dengan kekerasan,” tambahnya.
Hal ini berarti negara-negara yang warganya disandera, termasuk AS dan Perancis, akan sangat sadar akan perlunya mencoba mengizinkan negosiasi untuk menyelesaikan kebuntuan penyanderaan sebelum perang darat dimulai.
2. Serangan akan tetap dilakukan

Selain beberapa faktor sebelumnya, ada kemungkinan bahwa Hamas jauh-jauh hari telah mempersiapkan rencana lanjutannya untuk menghadapi Israel. “Mereka pasti sudah bersiap,” kata Haynes.
Israel berupaya untuk meraih kemenangan dengan rencana untuk membasmi habis kelompok Hamas di Gaza dengan invasi darat. Ribuan pasukan Israel telah berkumpul selama berhari-hari di dekat perbatasan dengan Gaza, mereka siap bergerak ketika ada perintah.
Para komandan tidak dapat menjaga jumlah pasukannya pada tingkat kesiapan yang tinggi untuk jangka waktu yang tidak terbatas tanpa melihat kemampuan tempur mereka terkikis.
“Artinya, kemungkinan besar serangan darat akan terjadi dalam waktu dekat, meskipun terdapat bahaya,” bebernya.
3. Pasukan Israel belum siap

Sementara itu, analis Zoran Kusovac melalui Al Jazeera mengungkapkan alasan penundaan invasi Israel sejauh ini adalah karena pertimbangan sipil dan militer.
Kemungkinan pertama adalah upaya mencari solusi damai yang dilakukan Israel untuk mengupayakan pembebasan tawanan Hamas. Namun skenario ini kemungkinan kecil kemungkinannya.
“Tekad untuk membalaskan dendam para korban 7 Oktober nampaknya begitu teguh sehingga bahkan permohonan keluarga para sandera agar mereka dibebaskan tanpa perlawanan pun diabaikan,” tuturnya.
Kendala lainnya bagi Israel adalah kesadaran bahwa pasukan yang ditempatkan di sekitar Gaza tidak dilatih untuk menghadapi perang perkotaan, terutama untuk pertempuran bawah tanah di jaringan terowongan Hamas.
Beberapa penasihat militer AS bahkan dikabarkan telah dikirim ke Israel untuk melatih pasukan Israel untuk melakukan perang perkotaan. Kusovac juga memaparkan bahwa kemungkinan Israel akan siap menyerang dalam 10 hingga 15 hari.