Rusia Bombardir Kharkiv, Korban Sipil Berjatuhan

Jakarta, IDN Times - Memasuki pertempuran hari kelima serangan Rusia ke Ukraina, kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, mendapatkan gempuran dahsyat dari tentara Moskow. Artileri Rusia membombardir distrik perumahan, menyebabkan warga sipil tewas termasuk anak-anak.
Kharkiv adalah kota Ukraina yang berada di timur laut dan sangat dekat dengan perbatasan Rusia. Serangan awal pasukan Rusia ke kota ini gagal mencapai kemajuan yang berarti dan kini telah jadi ladang pertempuran sengit.
Konvoi besar pasukan Rusia yang terdiri dari kendaraan lapis baja, artileri dan kendaraan pendukung juga terlihat sekitar 25 kilometer menuju ibu kota Kiev. Sedangkan papan iklan dan reklame di seluruh kota itu ditulis pesan "Tentara Rusia, Berhenti! Ingat keluargamu. Pulanglah dengan hati nurani yang bersih."
1. Kota Kharkiv dibombardir artileri Rusia

Rusia mungkin terlalu meremehkan tentara pertahanan Ukraina, yang merujuk data di atas kertas, tidak sebanding dengan mereka. Pada serangan awal dengan peluncuran rudal, Rusia mendapatkan keberhasilan, tapi upaya Rusia menaklukkan kota-kota Ukraina mendapatkan perlawanan sengit.
Bahkan di kota yang dekat perbatasan Rusia, Kharkiv, yang berisi penduduk hampir 1,5 juta jiwa, pasukan Rusia terus kesulitan dan mendapatkan perlawanan tangguh.
Kini tentara Rusia menggunakan artileri berat, mengarahkan tembakannya ke distrik perumahan. Ironisnya, tidak ada tentara Ukraina atau infrastruktur strategis di tempat yang ditargetkan.
Dilansir Reuters, Oleg Synegubov yang menjabat kepala administrasi regional mengatakan akibat bombardir artileri itu, 11 orang Ukraina tewas. "Ini terjadi pada siang hari, ketika orang-orang keluar ke apotek, untuk membeli bahan makanan, atau untuk air minum. Itu kejahatan," katanya.
Wali kota Kharkiv, Igor Terekhov, menjelaskan korban lain juga tercatat yaitu empat orang. Sebuah keluarga dengan tiga anak juga tewas terbakar di dalam mobil.
2. Gagalnya serangan kilat tentara Rusia
Sejauh ini, klaim dari pihak berwenang Kharkiv belum dapat diverifikasi secara independen. Ini karena pertempuran di kota itu begitu sangat berbahaya dan sangat mengancam.
Duta Besar Rusia untuk PBB sebelumnya telah mengatakan bahwa serangan Rusia di Ukraina tidak mengancam penduduk sipil. Fakta di lapangan, seperti yang dilaporkan oleh para pejabat Kharkiv, berbeda dari klaim tersebut. Apartemen, bangunan TK, rumah sakit serta perumahan telah menjadi target serangan.
Valentin Petrovich, seorang penduduk Kharkiv yang sudah sepuh mengatakan "mereka (Rusia) ingin melakukan serangan kilat, tetapi gagal, jadi mereka bertindak seperti ini," kutip Associated Press.
Secara umum, kota-kota lain di seluruh Ukraina juga mengalami pertempuran hebat. Kota pelabuhan Mariupol di selatan Ukraina yang berada di pesisir Laut Azov telah digempur habis-habisan. Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovich, mengatakan kota itu bertahan.
Di kota Sumy, sebuah depot BBM dilaporkan dibom oleh tentara Rusia. Ledakan terdengar dan api serta asap mengepul membumbung ke udara.
3. Zelensky desak diberlakukan zona larangan terbang untuk Rusia, AS menolaknya

Perusahaan satelit swasta Maxar memantau pertempuran di Ukraina dari langit. Dalam kabar terbaru yang mereka bagikan, konvoi besar militer Rusia membentang sejauh 25 kilometer.
Konvoi itu terdiri dari kendaraan lapis baja, artileri dan kendaraan pendukung. Mereka menuju ibu kota Kiev yang sampai saat ini begitu kokoh dipertahankan oleh tentara Ukraina yang dibantu rakyat sipil.
Dilansir Associated Press, papan reklame di jalanan kota Kiev ditulisi pesan "Putin kalah perang. Seluruh dunia bersama Ukraina." Ada juga tulisan yang menyuruh tentara Rusia untuk ingat keluarga mereka di rumah dan segera pulang dari Ukraina.
Dalam lima hari serangan tentara Rusia ke Ukraina telah menyebabkan negara itu terisolasi secara internasional. Negara-negara Barat dan lainnya telah menjatuhkan sanksi ekonomi ke Rusia.
Presiden Zelensky, dikutip Al Jazeera, baru-baru ini mendesak diberlakukannya zona larangan terbang untuk pesawat Rusia. Aturan itu untuk menghentikan pesawat bomber Rusia yang dikerahkan ke Ukraina.
Namun Kongres Amerika Serikat (AS) menolak permintaan Zelensky. Gedung Putih juga sepertinya tidak akan menuruti permintaan tersebut.
Larangan terbang untuk pesawat Rusia bagi AS, berarti konfrontasi langsung yang bakal merembet ke eskalasi militer. Senator Chris Murphy mengatakan "itu (larangan terbang) ide buruk dan Kongres tidak akan pernah mengizinkannya."
Menurut Murphy, bantuan peralatan militer untuk Ukraina, bantuan kemanusiaan dan sanksi yang melumpuhkan Rusia serta pengerahan pasukan AS ke sayap NATO di Eropa Timur adalah langkah yang benar.
"Tetapi perang langsung antara dua kekuatan nuklir dunia seharusnya tidak dimulai."