Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sierra Leone Luncurkan Vaksinasi Ebola Secara Nasional

Ilustrasi virus Ebola. (Unsplash.com/CDC)

Jakarta, IDN Times - Sierra Leone memulai program vaksinasi Ebola nasional dengan satu dosis vaksin Ervebo pada Kamis (5/12/2024). Vaksinasi ini dimulai satu dekade setelah wabah Ebola paling mematikan sepanjang sejarah.

Wabah pada 2014 menghancurkan sebagian wilayah Afrika Barat dan menyebabkan lebih dari 11 ribu kematian di seluruh dunia. Sierra Leone, Guinea, dan Liberia menjadi tiga negara yang paling terdampak.

1. Vaksinasi akan melindungi rakyat

Ilustrasi vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Program vaksinasi nasional dilaksanakan oleh pemerintah dengan bantuan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Badan Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sania Nishtar, pemimpin GAVI, mengatakan organisasinya sangat bangga atas dukungan program ini yang membantu menyelamatkan dan melindungi masyarakat.

"Melaksanakan kampanye vaksinasi preventif nasional pertama di negara yang paling terdampak wabah tahun 2014 membuat tonggak sejarah ini menjadi lebih berarti," katanya, dikutip dari Associated Press.

Menteri Kesehatan Austin Demby menganggap vaksinasi ini sebagai  investasi untuk membuat rakyat lebih sehat.

2. Pekerja medis akan dilindungi

Ilustrasi pekerja medis (Destiny Deffo, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Kampanye vaksinasi Ebola nasional ini tersedia sebanyak 20 ribu dosis. Mereka yang diberi suntikan perlindungan adalah pekerja medis dan mereka yang paling berisiko terpapar penyakit, seperti responden pertama, tabib tradisional, pemimpin agama, dan pasukan keamanan, dilansir dari France 24.

Wabah Ebola dari 2014 hingga 2016 di Sierra Leone menewaskan sekitar 4 ribu orang, termasuk hampir 7 persen pekerja medis. Negara tersebut belum mencatat kasus Ebola sejak 2016, tetapi wabah di Guinea pada 2021 mendorong program vaksinasi lokal di distrik perbatasan.

Josephine Abdulai, pekerja medis berusia 40 tahun yang telah menerima vaksin, menyampaikan suntikan sangat membantu pekerjaannya. Selama wabah pada 2014, Abdulai kehilangan lima anggota keluarganya yang terjangkit penyakit tersebut.

3. Tingkat kematian rata-rata mencapai 50 persen

Ebola adalah virus yang pertama kali ditemukan pada 1976. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi dan orang yang terjangkit. Gejala yang timbul berupa demam mendadak, sakit kepala, nyeri otot, muntah-muntah, dan pendarahan.

Penyakit tersebut dapat berakibat fatal. WHO memperkirakan tingkat kematian kasus rata-rata sekitar 50 persen, tetapi tingkat tersebut pernah mencapai 90 persen pada wabah sebelumnya.

Saat Ebola melanda Sierra Leone pada tahun 2014 tidak ada vaksin yang disetujui. Pada 2019, WHO melakukan prakualifikasi vaksin Ervebo dan GAVI secara resmi menyetujui untuk menyediakan sejumlah 500 ribu dosis vaksin. Guinea dan Liberia juga akan meluncurkan vaksinasi nasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us