Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanzania Belum Ada Rencana Vaksinasi COVID-19

Ilustrasi vaksin COVID-19. pexels.com/Mufid Majnun

Dodoma, IDN Times - Saat ini banyak negara berlomba-lomba melakukan vaksinasi COVID-19 demi memerangi penyebaran virus corona yang semakin tak terkendali. Berbagai jenis vaksin diizinkan setiap negara untuk penggunaan darurat. Namun, fenomena berbeda justru terjadi di sebuah negara di Afrika Timur, Tanzania.

Kementerian Kesehatan Tanzania mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk menerima vaksin COVID-19, selang beberapa hari setelah presiden negara itu menyatakan keraguannya tentang vaksin tersebut tanpa menyertakan bukti ilmiah.

1. Pemerintah tak akan terima vaksin COVID-19

Menteri Kesehatan Tanzania, Dorothy Gwajima dan pejabat lainnya meminum obat herbal sebagai cara pencegahan COVID-19. twitter.com/Hakingowi

Melansir dari BBC, pada hari Senin (01/02), Menteri Kesehatan Tanzania, Dorothy Gwajima mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Dodoma, "untuk saat ini pemerintah tidak memiliki rencana untuk menerima vaksin COVID-19 yang didistribusikan di negara lain". Ia menegaskan bahwa Tanzania dalam keadaan aman.

Selama konferensi, ia mendesak para warga untuk melakukan tindakan pencegahan dan mengonsumsi obat tradisional sebagai upaya menangani virus corona, meskipun kemanjurannya dalam mencegah COVID-19 belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

2. Tanzania tidak mempublikasi data terkait COVID-19

Ilustrasi laman statistik kasus COVID-19. pexels.com/Markus Spiske

Pemerintah Tanzania telah mendapatkan banyak kritikan lantaran tindakannya dalam penanganan pandemik. Pada bulan lalu, Kepala WHO Afrika telah mendesak agar Tanzania membagikan data statistik penyebaran COVID-19. Sementara itu, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika menyatakan "jika kita tidak melawan secara kolektif di benua ini, kita akan dikutuk."

Dilansir dari Associated Press, Tanzania merupakan salah satu dari sedikit negara di dunia yang tidak mempublikasi data apa pun terkait COVID-19. Terakhir kali kasus dicatat pada bulan Mei, Tanzania melaporkan terdapat sekitar 500 kasus dan 20 kematian. Kemudian pada bulan berikutnya, Presiden John Magufuli mengklaim bahwa Tanzania bebas virus corona.

Bulan lalu, Magufuli berkomentar bahwa beberapa orang Tanzania telah berpergian ke luar negeri demi memperoleh vaksin, namun "akhirnya membawakan kami virus corona yang aneh". Pernyataan tersebut diindikasikan sebagai pengakuan nyata bahwa kemungkinan virus corona menyebar di negara itu. 

3. Presiden Tanzania menilai vaksin tidak tepat

Presiden Tanzania, John Magufuli. twitter.com/MagufuliJP

Usai pernyataannya yang kontroversial bahwa Tuhan telah memberantas virus corona di Tanzania, Presiden Magufuli pada pekan lalu menegaskan bahwa vaksin itu "tidak tepat" bahkan ketika pengiriman vaksin tahap pertama telah tiba di benua Afrika.

Menteri Gwajima mengatakan bahwa setiap vaksin harus mendapat persetujuan kementerian. Tanzania sebenarnya memenuhi syarat untuk upaya global COVAX yang bertujuan untuk memberikan suntikan bagi negara-negara yang miskin.

Melansir dari Channel Africa, Pusat Pengedalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat telah menyarankan agar mencegah semua perjalanan ke Tanzania dan meningkatkan status waspada di level empat, yang berarti penularan virus corona di negara tersebut tinggi atau meningkat dengan cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us