Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terseret Skandal Korupsi Bangladesh, Menteri Inggris Mundur! 

Ilustrasi Bendera Inggris. (pixabay.com/terimakasih0)

Jakarta, IDN Times - Menteri Antikorupsi Inggris, Tulip Siddiq, mengajukan pengunduran diri pada Selasa (14/1/2025). Keponakan mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina itu mundur di tengah penyelidikan dugaan korupsi Bangladesh yang melibatkan namanya.

Siddiq, yang berusia 42 tahun, menjabat sebagai Menteri Antikorupsi sejak Juli 2024. Ia mendapat posisi ini setelah Partai Buruh pimpinan PM Keir Starmer meraih kemenangan telak dalam pemilu.

Walaupun mengundurkan diri, Siddiq membantah semua tuduhan terhadap dirinya. 

"Melanjutkan posisi saya bisa menjadi gangguan bagi kerja pemerintahan," tulis Siddiq dalam surat pengunduran dirinya, dilansir Al Jazeera.

1. Dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam proyek infrastruktur

Komisi Antikorupsi Bangladesh menyelidiki keterlibatan keluarga Siddiq dalam proyek infrastruktur senilai miliaran dolar AS. Penyelidikan berpusat pada dugaan penyimpangan dalam kontrak pembangkit listrik tenaga nuklir sebesar 12,65 miliar dolar AS (sekitar Rp206 triliun).

Siddiq diduga membantu bibinya mengatur kesepakatan dengan Rusia pada 2013. Siddiq juga hadir dalam penandatanganan kesepakatan pembangkit listrik bersama Presiden Rusia Vladimir Putin.

Siddiq membantah semua tuduhan dan menyerahkan kasusnya kepada penasihat etik pemerintah Inggris untuk diselidiki pada awal Januari. Penasehat etik Sir Laurie Magnus mengatakan kunjungan Siddiq ke Rusia hanyalah bagian dari wisata keluarga.

"Saya menerima penjelasan bahwa dia tidak terlibat dalam pembicaraan antarpemerintah Bangladesh-Rusia atau peran resmi apapun," tutur Magnus, dilansir BBC.

Komisi Anti-korupsi Bangladesh juga menuduh Siddiq membantu ibunya, Rehana Siddiq, mempengaruhi Hasina mendapatkan tanah di area diplomatik Dhaka. 

2. Siddiq diduga terima hadiah properti dari pendukung Hasina

Investigasi mengungkap Siddiq tinggal di properti London yang diberikan pengacara Bangladesh Moin Ghani pada 2009. Ghani merupakan pengacara yang mewakili pemerintahan Hasina.

Media Financial Times melaporkan Siddiq juga mendapat properti lain di London pada 2004. Properti tersebut berasal dari pengembang yang terkait dengan Partai Awami League pimpinan Hasina.

Siddiq sebelumnya membantah properti tersebut merupakan hadiah. Ia mengklaim orang tuanya yang membeli properti untuknya. Namun, sumber Partai Buruh kemudian mengonfirmasi properti itu memang hadiah dari pengembang yang memiliki hubungan dengan bibinya.

Koalisi Anti-Korupsi Inggris yang beranggotakan organisasi seperti Oxfam dan Transparency International turut angkat bicara. Mereka melihat adanya konflik kepentingan serius mengingat posisi Siddiq sebagai menteri antikorupsi, dilansir The Guardian.

3. PM Inggris dikritik karena lambat menindak Siddiq

PM Starmer menunjuk Emma Reynolds menggantikan posisi Siddiq. Reynolds merupakan mantan anggota parlemen periode 2010-2019 yang kembali terpilih dalam pemilu 2024.Reynolds sebelumnya menjabat sebagai direktur pelaksana di firma lobi jasa keuangan dan profesional.

Oposisi mengkritik penanganan kasus Siddiq oleh Starmer. Pemimpin Konservatif Kemi Badenoch menilai PM Starmer lambat bertindak karena melindungi rekan dekatnya.

"Sejak akhir pekan sudah jelas posisi menteri antikorupsi ini sangat tidak dapat dipertahankan. Namun, Starmer ragu-ragu dan menunda-nunda demi melindungi teman dekatnya," kata Badenoch.

Melansir AP, mundurnya Siddiq merupakan buntut dari penggulingan bibinya, Sheikh Hasina dari kursi PM Bangladesh pada Agustus 2024. Hasina yang berkuasa sejak 2009 digulingkan oleh protes massal. Ia kini menghadapi berbagai tuduhan korupsi dan kejahatan kemanusiaan setelah melarikan diri ke India.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us