Ukraina Kecam Pernyataan Eks PM Italia, Silvio Berlusconi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina mengecam pernyataan mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi pada Senin (13/2/2023). Ini setelah adanya komentar kontroversial dari Berlusconi yang justru menyalahkan Kiev sebagai penyebab utama konflik Rusia-Ukraina.
Selama ini, Berlusconi merupakan sosok politikus kontroversial di Italia. Ia dikenal luas karena tersandung skandal korupsi dan pesta bunga-bunga yang mendatangkan pekerja seks komersial di bawah umur. Tak hanya itu, ia pun dikenal dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
1. Ukraina ungkit hubungan Berlusconi dengan Gaddafi
Pernyataan di atas diungkapkan oleh juru bicara Kemlu Ukraina, Oleg Nikolenko dalam akun Facebook-nya. Ia pun membalas kritikan tersebut dengan mengungkit hubungan Berlusconi dengan diktator Libya, Muammar Gaddafi.
"Pada 2010, ketika saya bekerja di Kedubes Ukraina di Libya. Saya ingat bagaimana Berlusconi terbang langsung ke Libya untuk bertemu Muammar Gaddafi. Dalam upacara itu, ia mencium tangan diktator Libya tersebut yang menunjukkan loyalitasnya terhadap diktator," ungkap Nikolenko.
"Tudingan tanpa dasar yang jelas dari Berlusconi kepada Presiden Ukraina adalah upayanya untuk mencium tangan Putin yang mengalir darah dari sikunya. Ini adalah upayanya untuk menunjukkan bahwa ia sangat loyal kepada diktator Rusia tersebut," imbuhnya, dikutip dalam Ukrinform.
Penasehat Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak mengungkapkan bahwa Berlusconi telah menyebarkan propaganda pro-Rusia. Ia menambahkan bahwa ini akan merusak reputasinya karena berteman dengan Putin dan kata-katanya akan merusak citra Italia.
2. Berlusconi sebut Zelenskyy yang bersalah dalam perang Rusia-Ukraina
Pernyataan Berlusconi disampaikan pada Minggu (12/2/2023) dalam pemilihan regional di Lombardy. Ia pun mengritik Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni yang mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Brussels.
"Siapa yang bertanggung jawab dalam perang di Ukraina? Bukan Vladimir Putin, tapi Volodymyr Zelenskyy," papar Berlusconi, dilansir Politico.
"Semua yang harus dilakukan (Zelenskyy) adalah menghentikan perang di dua wilayah otonom Donbass dan perang besar ini tidak akan terjadi. Saya menilai perilakunya (Zelenskyy) sangat buruk, saudara sekalian," imbuhnya.
Berlusconi juga memberikan kritik kepada Meloni bahwa ia tidak akan bertemu dengan Zelenskyy apabila menjabat sebagai Perdana Menteri Italia. Ia pun meminta agar AS menghentikan pemberian senjata agar Zelenskyy bersedia menyetujui gencatan senjata.
3. Italia tetapkan dukungan penuh kepada Ukraina
Menanggapi pernyataan Berlusconi, Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia, Antonio Tajani lewat cuitan Twitter-nya pada Senin menegaskan bahwa Italia dan Partai Forza Italia akan selalu mendukung kemerdekaan Ukraina.
Nikolenko pun mengungkapkan apresiasinya kepada PM Giorgia Meloni dan jajarannya yang terus menyatakan dukungannya kepada Ukraina.
Ini bukan pertama kalinya Berlusconi mengungkapkan komentar kontroversial soal perang di Ukraina. Dilaporkan Euronews, politikus 86 tahun itu pernah menyebut Putin melancarkan invasi ke Ukraina untuk memasang orang baik di Kiev.
"Putin didorong oleh warga Rusia, partainya dan menterinya untuk melancarkan operasi militer khusus. Rusia sebenarnya berencana menguasai Kiev dalam beberapa minggu untuk menggantikan Presiden Zelenskyy dengan orang yang baik," ujar Berlusconi.
"Saya tidak paham kenapa pasukan Rusia disebar di seluruh wilayah Ukraina. Sedangkan dalam benak saya seharusnya langsung menyerang Kiev."