Usai Ditekan Trump, Perusahaan Hong Kong Jual Pelabuhan Panama ke AS

Jakarta, IDN Times - CK Hutchison Holdings dari Hong Kong sepakat menjual 90 persen saham Panama Ports Company. Pembelinya adalah konsorsium yang dipimpin raksasa investasi Amerika Serikat (AS), BlackRock. Kesepakatan bernilai 22,8 miliar dolar AS (Rp357 triliun) ini melibatkan dua pelabuhan strategis di Terusan Panama.
Kedua pelabuhan tersebut, Balboa dan Cristóbal, berada di ujung Terusan Panama. Panama Ports Company memiliki hak kelola dua pelabuhan ini hingga 2047.
Penjualan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Panama. Trump menuduh terusan strategis tersebut telah jatuh ke pengaruh China.
Wakil Direktur CK Hutchison, Frank Sixt, mengklaim kesepakatan ini tidak ada hubungannya dengan tekanan tersebut. Namun, beberapa pihak meragukan klaim ini.
"Transaksi ini murni bersifat komersial dan sama sekali tidak terkait dengan laporan politik terkini mengenai Pelabuhan Panama," ujar Sixt, dilansir BBC.
1. Detail penjualan pelabuhan strategis Panama
Penjualan ini merupakan bagian kesepakatan besar melibatkan 43 pelabuhan Hutchison Ports di 23 negara. Kesepakatan tidak mencakup pelabuhan CK Hutchison di China dan Hong Kong. BlackRock, perusahaan manajemen aset terbesar dunia, memimpin konsorsium pembeli bersama Terminal Investment Limited dari Swiss.
Panama Ports Company sebelumnya mendapat perpanjangan kontrak 25 tahun tanpa proses pelelangan. Audit sedang berlangsung terkait perpanjangan tersebut.
Pemeriksa keuangan juga pernah mengungkap kalau perusahaan ini tidak membayar sepeser pun ke pemerintah Panama dalam tiga tahun terakhir. Hal ini sempat memicu kemarahan publik Panama.
Kesepakatan masih membutuhkan persetujuan pemerintah Panama. Sementara, direktur perusahaan pemindahan kargo, Mario Perez Balladares, menilai keputusan ini akan berdampak positif.
"Ini baik bagi Panama dan dunia. Volume kontainer di pelabuhan diperkirakan meningkat setelah keputusan ini," ujarnya, dilansir The Guardian.
2. Tekanan politik AS di balik kesepakatan
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menuntut Panama mengurangi pengaruh China saat berkunjung ke negara tersebut awal Februari 2025. Ia mengancam Panama akan menghadapi pembalasan AS jika tidak mengikuti permintaan tersebut.
Senator Ted Cruz menyebut pengaruh China di terusan mengancam keamanan AS. Ia menilai pelabuhan Panama berpotensi menjadi pos pengawasan bagi China.
Tekanan AS membuahkan hasil. Panama memutuskan keluar dari Inisiatif Belt and Road China setelah kunjungan Rubio. Keputusan ini langsung mendapat kecaman dari Beijing.
Terusan Panama sendiri dibangun AS pada awal 1900-an. Mantan Presiden AS Jimmy Carter menandatangani perjanjian penyerahan kendali terusan secara bertahap ke Panama pada 1977. Penyerahan penuh terjadi pada 31 Desember 1999.
Trump mengkritik keras kebijakan Carter tersebut. Ia menganggap penyerahan terusan ke Panama sebagai keputusan ceroboh yang merugikan AS, dilansir ABC.
3. Implikasi kesepakatan untuk Panama
Terusan Panama berperan vital dalam perdagangan dunia. Jalur air sepanjang 82 kilometer ini dilalui 14 ribu kapal setiap tahun. Sebagian besar kapal tersebut melayani rute dari dan menuju pelabuhan AS.
Masalah hukum sempat muncul saat Jaksa Agung Panama menyatakan kontrak pelabuhan Balboa dan Cristobal melanggar konstitusi. Seharusnya hal ini bisa berujung pembatalan kontrak di Mahkamah Agung. Namun, kasus tersebut kemungkinan tidak berlanjut setelah kepemilikan beralih ke perusahaan AS.
CK Hutchison sendiri memang berbasis di Hong Kong, tapi bukan milik pemerintah China. Perusahaan milik miliarder Li Ka-shing ini hanya tunduk pada aturan keuangan China karena lokasi kantornya.
Beberapa pihak mengkhawatirkan citra Panama setelah kesepakatan ini.
"Langkah ini menciptakan persepsi sangat negatif tentang perlindungan investor di Panama. Padahal, rakyat Panama tidak ingin dianggap koloni AS lagi," ujar Nehemías Jaén, mantan diplomat Panama.