Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Arus Kencang, Arkeolog Jatim Tunda Eksplorasi Kapal Van Der Wijck

SS Van Der Wijck. Dok. Ships Nostalgia

Lamongan, IDN Times - Tim arkeologi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim hari ini, Senin (3/5/2021) menghentikan sementara eksplorasi titik dugaan lokasi tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. 

Penghentian penyelaman karena arus bawah laut di sekitar lokasi dugaan puing kapal bersejarah itu sangat deras.

Sebelumnya, tim BPCB telah melakukan 4 kali penyelaman di kedalaman 30 meter di lokasi yang diduga menjadi titik tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. 

1. Kondisi perairan utara Lamongan keruh dan berarus deras

goodnewsfromindonesia.id

Selain kekuatan arus bawah laut yang sangat kencang. Kondisi air diperairan Brondong juga terlihat keruh sehingga membuat jarak pandang tim penyelam terganggu. Bahkan saat tim akan melakukan pengambilan gambar dan video tidak bisa sehingga kru penyelam diminta untuk kembali ke permukaan atas laut.

"Keruh karena lumpur terbawa derasnya arus. Sehingga proses eksplorasi kapal Titanic Indonesia ini kita hentikan," kata Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho saat dihubungi.

2. Eksplorasi akan dilanjutkan di Bulan Oktober

Poster film "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" yang rilis pada tahun 2013. (Dok. Soraya Intercine Films)

Rencananya, lanjut Wicaksono proses eksplorasi kapal akan kembali dilanjutkan antara bulan 9 atau 10 2021 mendatang. Bulan-bulan tersebut diprediksi cuaca dan kekuatan arus bawah laut di perairan utara Lamongan tersebut tidak terlalu kencang dan kondisi airnya juga jernih.

"Kita lanjutkan antara Bulan September dan Oktober, karena menurut nelayan di sini (Brondong) bulan itu arus airnya tidak terlalu kencang," jelasnya.

3. Lokasi kapal Van Der Wijck akan diawasi nelayan dan petugas

SS Van Der Wijck. Dok. Ships Nostalgia

Sementara untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan seperti penjarahan harta karun yang masih berada di dalam kapal akan terus diawasi oleh tim yang ikut dalam eksplorasi seperti Polairud, nelayan setempat dan Arkeologi BPCB Jatim.

"Ya kita libatkan nelayan setempat termasuk Polairud ya mas. Untuk mengawasi lokasi jangan sampai ada penjarahan dan sebagainya. Tapi lokasi di sana aman karena warga sekitar juga meyakini jika tempat itu dikeramatkan jadi aman dari pencurian," terangnya.

4. Kapal berada di kedalaman 45 meter dari permukaan laut

Ilustrasi Kapal Feri (Kapal Penyeberangan) (IDN Times/Sukma Shakti)

Wicaksono menjelaskan dari hasil identifikasi sementara, puing kapal tersebut memiliki panjang sekitar 100 meter dan melintang ke timur barat dan dalam keadaan rebah dan berada di kedalaman 45 meter.

"Hasil sonar juga menunjukkan bahwa kapal tersebut melintang dari arah barat ke timur dan dalam posisi rebah tidak berdiri. Hal ini juga diakui oleh beberapa nelayan setempat yang pernah masuk ke lokasi untuk mencari ikan," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Imron Saputra
EditorImron Saputra
Follow Us