Kemenag Pastikan Persiapan Waisak di Borobudur Sudah 90 Persen
Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Kemenag), Supriyadi, memastikan persiapan Hari Raya Waisak 2567 BE/2023 di Candi Borobudur, Jawa Tengah sudah mencapai 90 persen.
Diketahui, peringatan Hari Raya Waisak nasional nanti digelar di Candi Borobudur pada 4 Juni 2023 mendatang.
"Sudah 90 persen (persiapannya), karena sudah bergerak semua, tinggal pelaksanannya saja," kata Supriyadi saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023).
1. Peringatan Waisak ajak sejumlah jajaran menteri
Supriyadi memastikan, acara tersebut juga mengundang sejumlah pejabat negara seperti menteri. Namun, Presiden Joko "Jokowi" Widodo kemungkinan tidak akan hadir, mengingat Waisak di Candi Borobudur merupakan sebuah ritual keagamaan.
"Sebagaimana yang disepakati kita mengundang beberapa menteri, Pak Menteri Parekraf mungkin bakal hadir, Menteri BUMN bakal hadir, Kemenag bakal hadir. Ini kan ritual, ya, jadi beliau (Jokowi) tidak ke sana. Mungkin nanti acara lain yang perayaan, ya," ucap dia.
2. Kemenag ajak seluruh umat perkuat keutuhan NKRI
Selain itu, Supriyadi juga menjelaskan, Kemenag mengajak seluruh umat untuk memaknai peringatan Hari Waisak 2567 B.E/2023 Masehi dengan memperkuat dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam wujud kebersamaan.
"Ini pesan penting yang perlu saya sampaikan, kita memang sudah memasuki tahun-tahun yang perlu lebih kita gelorakan dan perkuat tentang persatuan kita untuk menjaga keutuhan NKRI," ujar dia.
3. Ribuan umat Buddha akan hadiri acara di Candi Borobudur
Peringatan Hari Raya Waisak dipusatkan di Candi Borobudur. Sekitar 5.000 umat Buddha diprediksi akan menghadiri perayaan tersebut.
Tak hanya diikuti oleh umat dari Indonesia, umat dan biksu di sejumlah negara juga rencananya akan hadir dalam peringatan itu.
"Saat ini yang sudah kita sepakati dengan pihak pengelola Candi Borobudur itu 4.500 sampai 5.000 orang," imbuh dia.
Selain itu, dia juga mengimbau kepada para pengurus pusat organisasi untuk menyuarakan kepada anggotanya di daerah tentang pesan-pesan kebersamaan merajut dan merangkai Buddha Dhamma yang telah tertanam dalam relung hati diri umat Buddha.
"Kalau kita semua bisa menampilkan dan menunjukkan bahwa kebersamaan yang betul-betul alamiah, bukan dipaksakan," tutur Supriyadi.
