Menelurusi Sejarah dan Makna Vaisakhi Bagi Komunitas Sikh di Indonesia

- Perkembangan komunitas Sikh di Indonesia dimulai pada abad ke-19, saat orang India dibawa dan dipekerjakan Belanda sebagai buruh kontrak di perkebunan di Medan.
- Vaisakhi dirayakan sebagai tahun baru Sikh dan menandai berdirinya Khalsa Panth oleh Guru Gobind Singh pada 1699 untuk menciptakan sekelompok individu yang melawan ketidakadilan.
- Perayaan Vaisakhi biasanya dimulai dengan upacara Bendera Khalsa, nyanyian pujian kepada Tuhan, Penyempurnaan pembacaan Sri Guru Granth Sahib Ji, lantunan suci, dan makanan gratis yang dikenal sebagai Langgar.
Jakarta, IDN Times - Pada 13 atau 14 April 2025, umat Sikh di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan Vaisakhi sebagai momen penting yang sarat makna.
Lebih dari sekadar peringatan keagamaan, Vaisakhi menjadi momentum spiritual dan kultural yang mempererat solidaritas, identitas, serta menghidupkan kembali nilai-nilai keberanian dan kesetaraan yang diwariskan para guru Sikh.
Lantas, seperti apa sejarah hadirnya komunitas Sikh di Indonesia, dan bagaimana awal mulainya perayaan ini, serta bagaimana Vaisakhi dirayakan? Berikut informasi selengkapnya!
1. Sejarah perkembangan komunitas Sikh di Sumatra dan Batavia

Mengutip historia.id, perkembangan komunitas Sikh di Indonesia muncul sekitar abad ke-19, tepatnya pada saat orang-orang India dibawa dan dipekerjakan Belanda sebagai buruh kontrak di perkebunan di Medan. Mayoritas mereka berasal dari India selatan dan utara.
Kemudian, pada akhir abad ke-19, De Javasche Bank membuka cabang di Medan dan orang-orang Sikh dipekerjakan sebagai penjaga keamanan. Seiring berkembangnya komunitas Sikh di Medan, berdiri Gurdwara atau kuil Sikh pada awal abad ke-20.
Dari Sumatra, permukiman komunitas Sikh muncul di Batavia, khususnya di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Dua perusahaan Inggris saat itu, Ocean Liner dan General Motors, membawa dan mempekerjakan komunitas Sikh sebagai penjaga. Namun, terdapat juga orang Sikh yang bekerja sebagai penjaga di toko milik sesama orang India.
Pada 1925, jumlah orang Sikh di Batavia meningkat dan pada masa yang sama, Gurdwara Tanjung Priok didirikan. Sementara, sebelum periode Perang Dunia II, terdapat 100 orang Punjabi dari 25 keluarga di Jakarta.
2. Vaisakhi dan lahirnya Khalsa: simbol identitas dan spiritualitas Sikh

Setelah menelusuri jejak kehadiran komunitas Sikh di Indonesia, dapat terlihat komunitas ini tidak hanya membawa tradisi dan budaya dari tanah asalnya, tetapi juga nilai spiritual yang terus dijaga hingga kini. Salah satu manifestasi paling kuat dari identitas dan keimanan umat Sikh ialah melalui perayaan Vaisakhi.
Mengutip religionmediacentre-org-uk, Festival Vaisakhi dirayakan sebagai tahun baru sikh dan menandai berdirinya Khalsa Panth. Khalsa didirikan oleh guru kesepuluh Sikh, Guru Gobind Singh, pada 1699 untuk menciptakan sekelompok individu yang melawan ketidakadilan, melindungi orang tidak bersalah dari penganiayaan agama, menegakkan kebebasan, dan mendorong ketaatan spiritual.
Kemudian, ia menginisiasi lima relawan yang disebut dengan Panj Piara atau "Lima Kekasih" dan diberikan nama keluarga, yakni Sigh yang berarti Singa. Sedangkan, perempuan diberi gelar Kaur atau pemimpin. Semua orang yang dianugerahkan Khalsa, diperintahkan mengenakan lima simbol utama yang dikenal sebagai lima K, yaitu:
1. Kesh - rambut tidak dipotong
2. Kangha - sisir kayu
3. Kara - gelang besi atau baja
4. Kirpan - pedang atau belati
5. Kacchera - celana pendek.
3. Bagaimana Vaisakhir dirayakan komunitas Sikh?

Dalam perayaan ini, biasanya komunitas Sikh di Jakarta memulainya dengan upacara Bendera Khalsa yang diiringi dengan Kirtan atau nyanyian pujian kepada Tuhan.
Dikutip dari media sosial Instagram @kabarsejuk, Senin (14/04/2025), Vaisakhi juga dirayakan dengan Paath da Bhog (Penyempurnaan pembacaan Sri Guru Granth Sahib Ji) dan Shabad Kirtan (lantunan suci).
Makanan pun disajikan secara gratis yang dikenal sebagai “Langgar”. Langgar dalam perayaan ini berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas antar umat, dan sebagai penghubung dengan sesama manusia.