Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Netizen Ramai-Ramai Bikin 3 Petisi soal Heboh Citayam Fashion Week

Suasana kawasan Stasiun BNI City yang dijadikan sebagai tempat berkumpul anak muda di Jakarta (IDN Times/Fauzan)

Jakarta, IDN Times - Citayam Fashion Week tengah menjadi sorotan publik. Fenomena komunitas remaja asal Citayam dan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, yang berkumpul di sekitar Stasiun Dukuh Atas, Jakarta ini memunculkan beragam pandangan di masyarakat.

Pro dan kontra pun muncul di tengah eksistensi komunitas remaja yang mencoba berekspresi melalui fashion ini. Namun, di luar polemik itu, ada beberapa netizen yang kemudian membuat petisi perihal Citayam Fashion Week di change.org.

Petisi apa saja yang mewarnai munculnya fenomena Citayem Fashion Week?

1. Petisi penolakan pendaftaran HAKI

Tangkapan layar Baim Wong menjelaskan alasannya akan melepas CFW. (YouTube/ Baim Paula).

Petisi tersebut tentang kisruh influencer Baim Wong dan istrinya Paula Verhoeven, yang mendaftarkan ajang Citayam Fashion Week sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Lewat petisi bertajuk Cabut pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI, Ilya Waluya, pembuat petisi, mengatakan, Citayam Fashion Week adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula.

“Citayam Fashion Week akan menghilang dan tidak lagi menjadi aksi yang menarik jika dimewahkan,” ujar Ilya dalam siaran tertulis dari change.org.

2. Petisi Citayam Fashion Week milik publik

Suasana kawasan Stasiun BNI City yang dijadikan sebagai tempat berkumpul anak muda di Jakarta (IDN Times/Fauzan)

Senada dengan Ilya, seorang netizen bernama Raihan Omar, juga membuat petisi serupa berjudul, Citayam Fashion Week adalah Milik Publik. Dalam petisinya, dia menolak kepemilikan Citayam Fashion Week oleh oknum tertentu.

“Apapun alasannya menjadikan sebuah domain publik menjadi kepemilikan oknum tertentu, tidak dapat dibenarkan secara etika dan moral. Dukung Kemenkumham untuk menolak klaim sepihak atas sebuah merek untuk dijadikan HAKI,” tulisnya.

Pada dasarnya, dua petisi soal HAKI ini sudah bisa disebut berhasil. Sebab, berkat suara dari netizen di saluran manapun, termasuk petisi ini membuat Baim Wong berniat mencabut pendaftarannya di Kemenkumham.

3. Petisi perbanyak tempat sampah di lokasi Citayam Fashion Week

Suasana kawasan Stasiun BNI City yang dijadikan sebagai tempat berkumpul anak muda di Jakarta (IDN Times/Fauzan)

Petisi lain juga dibuat komunitas Anak Twitter Mulung. Komunitas ini merupakan sekumpulan orang-orang yang peduli pada kebersihan lingkungan. Komunitas ini membuat petisi bertajuk Pemprov DKI, Segera Tambah Jumlah Tempat Sampah di Citayam Fashion Week!.

Dalam petisinya, mereka mendesak Pemerintah DKI Jakarta menyediakan lebih banyak tempat sampah di sekitar lokasi Citayam Fashion Week, sebab sampah menjadi salah satu masalah yang muncul di tengah fenomena ini. Komunitas ini bahkan sempat datang sendiri ke sana untuk memungut sampah yang ada di lokasi.

“Menurut kami, salah satu alasannya adalah karena tempat sampah yang cuma sedikit di sana. Akibatnya, orang-orang pun menyimpan sampah mereka di tempat terdekat, dan di sela-sela tumbuhan pinggir jalan yang kemudian luput dari pandangan petugas kebersihan,” tulis Anak Twitter Mulung.

4. Alasan Baim Wong daftarkan HAKI

Baim Wong (YouTube.com/Baim Paula)

Sebelumnya, artis Baim Wong buka suara soal perusahaannya, PT Tiger Wong Entertainment, mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham, sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

"Citayam Fashion Week ini bukan milik saya. Ini milik mereka semua, ini milik Indonesia. Saya hanyalah orang yang punya visi menjadikan Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk membuat trend ini menjadi wadah yang legal, dan gak musiman. Dan yang paling penting, bisa memajukan fashion Indonesia di mata dunia," tulis Baim melalui akun Instagramnya seperti dikutip IDN Times, Senin (25/7/2022).

Baim menjelaskan, mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke HAKI bertujuan untuk mengembangkan fesyen Indonesia. Terlebih, kata Baim, istrinya paham dunia fesyen.

"Kenapa saya tergerak? Berawal ini semua karena istri saya, karena dia mengerti dunia fashion, dan dia melihat Citayam Fashion Week ini adalah gerakan di mana orang-orang sudah memperdulikan fashion. Dan ternyata di Indonesia, fashion itu gak harus mahal, dan mereka bangga memakainya. Kebanggaan itu adalah achievement yang penting dan itu harus dibudidayakan," ucap dia.

Baim mengatakan, orang-orang dengan mimpi besar harus membantu pengembangan Citayam Fashion Week. Menurutnya, ketika ingin membuat sesuatu menjadi besar, tentu membutuhkan biaya.

"Terlalu banyak risiko ketika mempunyai cita-cita atau tujuan yang besar, karena membuat sesuatu menjadi besar pasti memerlukan biaya," kata dia.

Lebih lanjut, Baim mengaku sudah berkomunikasi dengan Bonge, Roy dan kawan-kawan terkait dengan pendaftaran merek Citayam Fashion Week ke HAKI. Dia menegaskan, Citayam Fashion Week nantinya tidak hanya dimiliki sendiri.

"Saya pun bilang ini kepada mereka semua (Bonge), Roy, Kurma, Jeje waktu itu lagi sakit, tapi saya sudah undang juga). Persis sehari sebelum berita ini ada. Hasil dari sini, saya belum tahu ada atau gak, tapi kalaupun ada, itu akan jadi milik kalian juga. Dan bukan cuma itu, ingat ada nama Citayam di depannya, ini juga milik mereka," ujar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us