Pembangunan RS Darurat COVID-19 di Pulau Galang Terkendala Cuaca

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo melakukan peninjauan ke rumah sakit darurat penanganan COVID-19 yang berada di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Kunjungan Jokowi tersebut guna meninjau persiapan RS darurat di Pulau Galang itu.
RS darurat di Pulau Galang itu ditargetkan rampung pada 28 Maret 2020 lalu. Namun, hingga kini pembangunannya belum juga selesai. Jokowi pun menyampaikan bahwa keterlambatan pembangunan tersebut lantaran adanya kendala cuaca.
1. Jokowi sebut Senin depan RS darurat bisa digunakan

Jokowi menyebut bahwa Senin (6/4) RS darurat di Pulau Galang sudah bisa digunakan. Dia mengatakan, pembangunan memang ada keterlambatan beberapa hari karena terkendala cuaca.
"Memang ada keterlambatan 3-4 hari. Karena ada transportasi bahan material yang terkendala karena cuaca," kata Jokowi dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (1/4).
2. Sebanyak 360 tempat tidur disediakan di RS darurat Pulau Galang

Jokowi menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan 360 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Untuk ruang isolasinya sendiri sebanyak 20 ruangan ICU dan 30 ruangan non-ICU. Meski begitu, Jokowi berharap bahwa ruangan yang telah disediakan itu tidak banyak dipakai untuk pasien COVID-19.
"Sejak awal ini dibangun untuk siapkan. Kalau semuanya selesai, baru kita alihkan untuk penggunaan lain. Rencananya untuk RS penyakit menular dan riset penyakit. Riset dan RS penyakit menular. Kami harap ini gak dipakai," ujar Jokowi.
3. Terdapat 3 zona di RS darurat Pulau Galang

Luas RS darurat di Pulau Galang sebesar 16 hektare. RS darurat tersebut terdiri dari tiga zona, yaitu Zona A, Zona B, dan Zona C. Zona A digunakan untuk asrama para tenaga medis seperti perawat dan dokter, dengan jumlah kasur sebanyak 158 buah. Selain itu, ada juga bangunan penunjang berupa bangunan sterilisasi, farmasi, laundry, dan gizi.
Untuk Zona B digunakan sebagai bangunan isolasi dengan jumlah 20 tempat tidur. Di Zona B juga dibangun bangunan observasi dengan total 340 tempat tidur. Sehingga totalnya ada 360 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Selain bangunan isolasi sebagai bangunan inti, di Zona B juga terdapat bangunan penunjang seperti lab satelit, farmasi, kamar jenazah, dan lainnya.
Terakhir, Zona C digunakan untuk pengembangan apabila memang diperlukan. Ketiga zona tersebut rencananya mulai bisa digunakan pada Senin mendatang.