Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

19 Anak Meninggal akibat Obat Batuk Sirop, Uzbekistan Tangkap 4 Orang

Ilustrasi obat sirup. (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Jakarta, IDN Times - Empat orang telah ditangkap oleh pihak keamanan Uzbekistan pada Jumat (6/1/2023), terkait kematian 19 anak yang diduga akibat konsumsi sirop obat batuk yang diproduksi perusahaan obat India bernama Marion Biotech.

Dua di antara yang ditahan adalah pegawai senior di Pusat Ilmiah untuk Standardisasi Obat-obatan yang diduga tidak mengikuti prosedur pengujian yang tepat untuk sirup obat batuk bernama Doc-1 Max. Sementara itu, dua orang lainnya adalah eksekutif perusahaan Quramax Medikal yang terlibat dalam proses impor obat dari Marion Biotech.

Penyelidikan terkait kematian 19 anak ini masih terus dilakukan oleh pihak keamanan Uzbekistan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dilansir dari Reuters.

1. Sirup obat batuk Marion Biotech mengandung zat beracun

Kementerian Kesehatan Uzbekistan menyebutkan bahwa sirup tersebut mengandung zat beracun bernama etilen glikol dengan dosis yang lebih tinggi dari standar untuk anak-anak. Sirup tersebut diberikan oleh orang tua mereka yang mengiranya sebagai obat penurun panas, atau juga atas saran dari apoteker.

Perusahaan farmasi yang berbasis di Noida, India ini kini sedang terancam karena laporan mengenai kematian anak-anak yang diduga disebabkan oleh konsumsi sirup obat batuk yang dibuat oleh perusahaan tersebut. 

Bulan lalu, Menteri Kesehatan Persatuan India, Mansukh Mandaviya, mengumumkan bahwa semua aktivitas produksi di perusahaan farmasi Marion Biotech di unit Noida telah dihentikan sementara penyelidikan lebih lanjut terkait laporan kontaminasi pada sirup obat batuk Dok1 Max sedang berlangsung, dilansir dari The Print.

2. Otoritas India turut lakukan investigasi

Kementerian Kesehatan India dan Organisasi Pengawasan Standar Obat-Obatan Pusat (CDSCO) telah terlibat dalam penanganan kasus kematian ini. Perwakilan India di Uzbekistan telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dari anak-anak yang meninggal.

Selain itu, CDSCO juga telah menjalin kontak rutin dengan regulator obat nasional Uzbekistan sejak 27 Desember 2022 di bawah arahan Kementerian Kesehatan India. Sampel sirup obat batuk telah diambil dari tempat pembuatannya dan dikirim ke Laboratorium Pengujian Narkoba Regional di Chandigarh, India untuk pengujian.

3. Kasus serupa terjadi di Gambia

Sebelumnya, kasus yang serupa dengan di Uzbekistan juga terjadi di Gambia. Jumlah korban di Gambia jauh lebih tinggi dari di Uzbekistan. Tercatat 70 orang anak yang meninggal dunia akibat kasus tersebut.

Otoritas setempat menyatakan, kasus kematian ini diakibatkan konsumsi obat batuk dan flu dalam bentuk sirup yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals yang berbasis di New Delhi, India. Masalah ini sedang ditangani oleh pihak berwenang di Gambia dan penyelidikan terkait kejadian tersebut masih berlangsung agar tidak terulang kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us