Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adik Kim Jong Un Kritik Hadirnya Kapal Induk AS di Korsel

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alun-alun Kim Il Sung pada Juni 2024. (commons.wikimedia.org/Office of the President of the Russian Federation)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alun-alun Kim Il Sung pada Juni 2024. (commons.wikimedia.org/Office of the President of the Russian Federation)
Intinya sih...
  • Kim Yo Jong mengancam akan meluncurkan rudal sebagai respons terhadap kedatangan kapal induk AS di Korea Selatan.
  • Korea Utara kemungkinan akan meningkatkan kegiatan pengujian senjata dan mempertahankan postur konfrontatif terhadap AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Adik pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, Kim Yo Jong, mengecam kedatangan kapal induk Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel). Ia mengancam akan meluncurkan rudal dalam menanggapi hal tersebut.

Peringatan oleh Kim Yo Jong menyiratkan Korea Utara kemungkinan akan meningkatkan kegiatan pengujian senjata dan mempertahankan postur konfrontatifnya terhadap AS. Padahal, Presiden Donald Trump mengatakan dia akan menjangkau Kim Jong Un untuk menghidupkan kembali diplomasi.

"Amerika Serikat dengan jelas menunjukkan kehendaknya secara konfrontatif kepada Korea Utara dengan membawa USS Carl Vinson dalam latihan militer AS-Korea Selatan tahun ini," kata Yo Jong, dikutip dari Washington Post, Selasa (4/3/2025).

Korut menambahkan, akan memeriksa tindakan yang mengancam keamanan dari AS.

"Korea Utara akan memeriksa mengancam keamanan musuh di tingkat strategis AS di Semenanjung Korea telah menjadi kebiasaan setan dan mempengaruhi keamanan masyarakat Korea Utara," kata Yo Jong.

1. Korut berencana menguji rudal mereka

Rudal balistik milik Korea Utara saat dipamerkan dalam parade militer di Pyongyang pada tahun 2013. (Stefan Krasowski, North Korea's ballistic missile - North Korea Victory Day-2013 01, CC BY 2.0)
Rudal balistik milik Korea Utara saat dipamerkan dalam parade militer di Pyongyang pada tahun 2013. (Stefan Krasowski, North Korea's ballistic missile - North Korea Victory Day-2013 01, CC BY 2.0)

Pernyataan Yo Jong mengisyaratkan Korut berencana menguji rudal mereka. Pengamat menyebutkan, rudal-rudal Korut dirancang untuk menyerang daratan AS atau pangkalan militer AS di wilayah tersebut.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan siap mengusir provokasi apa pun oleh Korea Utara berdasarkan aliansi militer yang solid dengan AS.

2. Kapal induk AS tiba di Korsel

Kapal AS (kiri) dan Filipina (kanan) sedang mengadakan patroli di Laut China Selatan. Foto diambil 31 Juli 2024. (commons.wikimedia.org/Aaron-Matthew)
Kapal AS (kiri) dan Filipina (kanan) sedang mengadakan patroli di Laut China Selatan. Foto diambil 31 Juli 2024. (commons.wikimedia.org/Aaron-Matthew)

Pada Minggu, USS Carl Vinson dan rombongannya tiba di Korea Selatan. Kehadiran aset militer AS ini untuk memamerkan keteguhan aliansi AS-Korsel dalam menghadapi ancaman Korut.

Kedatangan kapal-kapal AS ini empat hari setelah Korea Utara melakukan tes rudal jelajah, acara peluncuran rudal keempat tahun ini.

Korea Utara memandang kedatangan aset militer AS yang kuat di Korea Selatan sebagai ancaman keamanan utama dan sering merespons dengan tes rudal.

3. Kim Jong Un mungkin tak lagi bisa dirayu Trump dalam waktu dekat

Kim Jong Un dan Menteri Pertahanan Rusia berpartisipasi dalam serangkaian upacara resmi untuk merayakan peringatan 70 tahun Hari Kemenangan dalam Perang Pembebasan Tanah Air Besar. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Kim Jong Un dan Menteri Pertahanan Rusia berpartisipasi dalam serangkaian upacara resmi untuk merayakan peringatan 70 tahun Hari Kemenangan dalam Perang Pembebasan Tanah Air Besar. (Mil.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Para pengamat menilai, Kim Jong-un kemungkinan tidak akan 'termakan rayuan' Trump lagi dalam waktu dekat. Namun, melihat Trump semakin dekat dengan Rusia, bisa saja mengubah pemikirannya.

Rusia merupakan sekutu dekat Korut, di samping China. Mereka mengatakan Kim dapat mempertimbangkan untuk kembali ke diplomasi dengan Trump ketika dia pikir tidak bisa mempertahankan kerja sama yang sedang berkembang pesat di negara bagiannya dengan Rusia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us