Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Georgia Sebut AS dan Uni Eropa Berusaha Memeras Negaranya

ilustrasi bendera Georgia (pexels.com/kokorevas)
Intinya sih...
  • Partai Georgian Dream menolak pemaksaan AS dan UE.
  • Situasi tegang di Georgia terkait RUU antiagen asing.
  • Pihak partai mendesak UE untuk memulai negosiasi keanggotaan pada akhir tahun.

Jakarta, IDN Times - Partai Georgian Dream mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) berusaha memeras dan memaksa negaranya untuk mengikuti arahannya. Pihaknya menegaskan akan tetap melanjutkan proses peresmian RUU antiagen asing. 

Situasi di Georgia masih tegang di tengah penolakan warga terhadap RUU antiagen asing yang disetujui oleh mayoritas Parlemen Georgia. Bahkan, Presiden Georgia Salome Zourabichvili sudah memveto RUU tersebut dan menyebutnya mirip dengan aturan hukum di Rusia. 

1. Kecam proposal Megobari Act yang diusulkan politikus AS

Perwakilan Partai Georgian Dream menyebut bahwa usulan Megobari Act dari Parlemen AS adalah sebuah pemaksaan dan pemerasan kepada kedaulatan Georgia. 

"Politikus AS mengusulkan Magobari Act yang belum tentu disahkan. Mereka telah berbuat kesalahan dengan memeras Georgia dan menjual kedaulatan negara kami untuk memperbaiki hubungan dengan Washington, serta menyerahkan semua tanggung jawab dalam memperbaiki relasi AS-Georgia dari sudut pandang AS," ungkapnya pada Selasa (21/5/2024), dikutip Civil

Pihaknya mengecam adanya sanksi dalam Megobari Act jika Georgia tidak dapat meningkatkan demokrasi di negaranya dan diklaim sangat tidak jelas dan membingungkan. 

"Melalui Megobari Act diharapkan ada pembebasan visa dan perdagangan bebas antara AS dan Georgia. Namun, kami diharuskan meninggalkan RUU antiagen asing dan menghentikan pernyataan anti-Barat," tambahnya. 

2. Sebut UE mengancam Georgia lewat aksesi keanggotaan

Pihak partai juga mengecam UE yang menggunakan aksesi keanggotaan sebagai alat untuk mengancam Georgia. Partai Georgian Dream mendesak Brussels memulai negosiasi pada akhir tahun ini. 

"Kami tidak dapat menerima aksesi UE sebagai alat untuk mengancam kami secara permanen. Kami juga mendesak agar UE segera memulai negosiasi keanggotaan pada akhir tahun untuk mengembalikan keadilan bersama kandidat lain, Moldova dan Ukraina," terangnya, dikutip Politico.

Partai yang didirikan oleh oligarki Georgia, Bidzina Ivanishvili itu menekankan bahwa RUU antiagen asing penting untuk melindungi negara dari intervensi asing melalui organisasi non-profit (NGO) dan media asing. 

3. AS khawatirkan pengaruh Rusia di Georgia

Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara AS, Jenderal Charles Brown menyatakan kekhawatirannya terkait dengan pengaruh Rusia di Georgia. Ia mengaku sudah melihat dengan dekat bagaimana kondisi di negara Kaukasus Selatan tersebut. 

"Kami sangat khawatir dan akan terus mendukung kedaulatan Georgia serta memonitor pengaruh Rusia di sana. Seperti yang Anda tahu, pekan lalu, saya sudah bertemu dengan rekan NATO dan kami mendiskusikan bagaimana cara bekerja sama dalam menjaga kedaulatan rekan kami dan seluruh keamanan di Eropa," ungkapnya, dilansir Jam News

Pada hari yang sama, Komisi Venesia sudah mendesak Georgia untuk meninggalkan rencana mengesahkan RUU antiagen asing. Mereka menilai bahwa RUU tersebut akan berdampak buruk pada kebebasan berekspresi, privasi, dan partisipasi dalam urusan publik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us