Kondisi Terkini di Ukraina: Serangan Rusia di Kiev Tewaskan 40 Orang

Jakarta, IDN Times – Pasukan Rusia mulai menggalakkan serangan di Kiev, ibu kota Ukraina, sejak Selasa malam. Otoritas Ukraina melaporkan, serangan tentara Rusia pada Rabu (16/3/2022) menyebabkan dua bangunan tempat tinggal rusak dan dua orang terluka.
Wali Kota Kiev menyebut serangan di ibu kota sebagai ‘momen yang sulit dan berbahaya’. Tiga ledakan sedikitnya terdengar setelah fajar di bagian barat kota dan asap terus membubung ke langit.
"Dua bangunan tempat tinggal rusak dalam pemboman semalam di bagian tengah Kiev, distrik Shevchenkivskyi. Dua orang dilaporkan terluka, 35 dievakuasi," kata layanan darurat negara Ukraina, dikutip dari The Straits Times.
1. Sebanyak 40 orang meninggal pada serangan Selasa

Gambar yang dirilis oleh layanan darurat memperlihatkan sudut atas bangunan telah hancur sebagian, sementara yang lain tampak rusak dengan bekas hangus di bagian atas.
Sedikitnya 4 orang tewas dan 40 terluka dalam serangan Rusia yang membakar gedung di distrik Sviatoshynsky, Kiev, pada Selasa.
Hampir tiga pekan setelah invasi ke Ukraina, pasukan Rusia yang telah mengepung mengepung di dua sisi Kiev dan serangan telah ditingkatkan. Penduduk ibu kota khawatir serangan berskala penuh akan segera terjadi.
Pertempuran terus berkecamuk di kota-kota seperti Mariupol, Kharkhiv dan Mykolaiv, serta di kota-kota pinggiran di luar Kiev.
2. Rusia serang pantai Ukraina di dekat Tuzla

Sementara itu, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko mengabarkan, kapal perang Rusia telah menembakkan rudal dan artileri ke pantai Ukraina di dekat Tuzla, di selatan Odessa, pada tengah malam.
“Mereka menembakkan sejumlah besar amunisi dari jarak yang sangat jauh,” kata Gerashchenko, seraya menambahkan bahwa Rusia ingin menguji sistem pertahanan pantai Ukraina.
Dia menyambung, tidak ada upaya untuk mendaratkan pasukan, tetapi dampak kerusakan dari serangan tersebut masih belum diketahui, dilansir Al Jazeera.
3. Sebanyak 20 ribu warga Mariupol melarikan diri dengan mobil

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, sekitar 3 juta warga Ukraina telah meninggalkan negeri, dan sebanyak 1,8 juta orang melarikan diri ke Polandia.
Pejabat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko, menginformasikan bahwa 20 ribu warga sipil telah meninggalkan kota pelabuhan Mariupol dengan mobil pribadi.
Imbas peperangan, penduduk Mariupol terjebak di kota tanpa pemanas, listrik, dan air mengalir selama hampir dua minggu. Setidaknya 200 ribu orang sangat membutuhkan evakuasi, menurut perkiraan resmi Ukraina awal pekan ini, dikutip Reuters.