Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu China soal Tarif Trump: Sangat Egois! 

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. (x.com/SpokespersonCHN)
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. (x.com/SpokespersonCHN)
Intinya sih...
  • China komitmen pada aturan internasional terkait tarif AS, menentang proteksionisme, dan mencari solidaritas dengan negara lain.
  • Presiden Trump klaim sedang bernegosiasi dengan China, namun Beijing membantah hal tersebut dan mengumumkan pengecualian beberapa impor AS dari tarif tinggi.
  • Politbiro Partai Komunis China membahas dukungan pemerintah terhadap perusahaan dan pekerja yang terdampak, termasuk rencana untuk mempercepat penerbitan utang dan melonggarkan kebijakan moneter.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan negaranya berkomitmen untuk berpihak pada aturan internasional terkait tarif yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). China juga menyatakan penentangan terhadap proteksionisme.

"Beijing akan mencari solidaritas dengan negara-negara lain dalam situasi tarif. Serta, mengungkap egoisme ekstrem dan intimidasi negara tertentu," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu (26/4/2025).

Kementerian juga mengatakan Beijing akan menjunjung tinggi multilateralisme, guna mendukung stabilitas dunia.

1. Trump mengklaim bahwa AS telah berdiskusi dengan Presiden China

Presiden AS Donald Trump menegaskan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat (25/4/2025) bahwa negosiasi tarif sedang berlangsung dengan Beijing. Trump mengklaim bahwa Presiden China Xi Jinping telah menghubunginya. Terkait hal itu, Beijing membantah adanya diskusi yang sedang berlangsung.

"China dan AS tidak melakukan konsultasi atau negosiasi apapun mengenai tarif. AS harus berhenti menciptakan kebingungan," kata Kedutaan Besar China di Washington dalam unggahannya di media sosial.

2. Akankah perang dagang AS-China dapat mereda?

Ilustrasi bendera AS (kiri) dan bendera China (kanan). (pixabay.com/mohamed_hassan)

Pada 25 April, China mengumumkan pengecualian beberapa impor AS dari tarif tinggi yang dikenakannya. Kelompok bisnis mengatakan Beijing telah mengizinkan sejumlah produk farmasi buatan AS masuk ke negaranya. Disebutkan bahwa Washington tidak dikenakan membayar bea masuk sebesar 125 persen, seperti yang diterapkan Beijing pada awal April.

Sebelumnya, pemberlakuan tarif tersebut adalah respons yang diberikan China, atas tarif sebesar 145 persen yang dikenakan Trump terhadap impor AS. Selain itu, daftar 131 kategori produk yang dikatakan sedang dipertimbangkan untuk pengecualian beredar di kalangan beberapa bisnis dan kelompok dagang.

3. China akan dukung perusahaan-pekerja yang terkena dampak tarif

Potret Tiananmen Square di kota Beijing, China. (unsplash.com/Nick Fewings)

Baru-baru ini, Politbiro Partai Komunis China menggelar pertemuan yang membahas dukungan pemerintah terhadap perusahaan dan pekerja yang paling terdampak oleh tarif AS. Para pembuat kebijakan utama negara itu menegaskan kembali rencana untuk mempercepat penerbitan utang dan melonggarkan kebijakan moneter. Pihaknya juga berjanji untuk mendukung para pengusaha dalam melindungi pekerjaan, saat Beijing bersiap menghadapi perang dagang dengan Washington.

Media pemerintah Xinhua melaporkan mengenai pertemuan itu bahwa perangkat kebijakan harus terus disempurnakan untuk menstabilkan ketenagakerjaan dan ekonomi. China juga menyerukan perencanaan mendalam untuk skenario terburuk dan langkah konkret, guna memperkuat perekonomian.

Negara tersebut akan meningkatkan proporsi dana asuransi pengangguran, di mana dapat dikembalikan ke perusahaan yang sangat terpengaruh oleh tarif. Tindakan ini sebagai upaya menstabilkan pekerjaan. China juga akan memangkas suku bunga dan rasio persyaratan cadangan bank tepat waktu, serta mengembangkan konsumsi di sektor jasa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us