Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Inggris Liz Truss Dijagokan Jadi PM Pengganti Boris Johnson

Perdana Menteri Inggris, Liz Truss. (Instagram.com/elizabeth.truss.mp)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dijagokan untuk menjadi pengganti Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris. Berdasarkan jajak pendapat terbaru, Truss menjadi favorit Partai Konservatif.

Dalam putaran final pemungutan suara PM Inggris, Truss akan melawan eks menteri ekonomi, Rishi Sunak.

1. Sebanyak 200 ribu anggota akan memilih

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss. (twitter.com/trussliz)

Dilansir Strait Times, Senin (29/8/2022), sekitar 200 ribu anggota dari Partai Konvervatif akan memilih Truss atau Sunak untuk menggantikan Johnson.

Pemungutan suara dilakukan melalui pos atau secara daring dan rencananya akan ditutup pada Jumat pekan ini.

Sementara, penghitungan suara dan pemenang akan diumumkan pada Senin 5 September 2022 mendatang. Pemenangnya akan langsung menggantikan Johnson.

2. Truss dianggap lebih populer dari Sunak

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss. (twitter.com/FCDOGovUK)

Berdasarkan kinerja, Truss dinilai lebih bekerja keras daripada Sunak. Selain itu, para anggota Konservatif menganggap Truss memiliki pengalaman di dalam politik.

Di sisi lain, Sunak sempat dikecam karena menjadi menteri yang pertama kali mengundurkan diri dari kabinet Boris Johnson.

Sunak juga dinilai memiliki pendekatan ekonomi yang ortodoks untuk mengatasi krisis ekonomi.

3. Partai Konservatif ingin ada perdana menteri baru

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat berbicara dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen melalui sambungan telepon pada 8 Desember 2020. (Facebook.com/Boris Johnson)

Boris Johnson resmi mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya, Kamis (7/7/2022). Keputusannya ini diumumkan  setelah pengunduran diri massal dilakukan oleh menteri dan pejabat kabinetnya.

Johnson didesak mundur setelah hampir 50 menteri dan pejabatnya mengundurkan diri dari kabinet. Mereka mengaku sudah tidak percaya dengan pemerintahan Johnson.

Johnson akhirnya mengumumkan pengunduran diri dari Downing Street. Dia setuju dengan adanya keinginan Konservatif memiliki PM baru.

"Sudah jelas sekarang, keinginan anggota parlemen Konservatif harus ada perdana menteri baru dan saya setuju. Proses pemilihan pemimpin baru akan dimulai sekarang. Terima kasih atas mandat luar biasa ini," kata Johnson kala itu.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us