PBB Investigasi Rudal Rusia yang Tewaskan 51 Orang di Kharkiv

Jakarta, IDN Times - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), Volker Turk, mengatakan akan mengerahkan tim untuk melakukan investigasi atas insiden di desa Hroza, Kharkiv, yang menewaskan 51 orang. Hal itu disampaikan pada Jumat (6/10/2023).
Hroza merupakan desa kecil di Ukraina yang berada sekitar 30 kilometer dari garis depan pertempuran Kupiansk.
Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Elizabeth Throssel, mengatakan mungkin sulit untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi, mengingat lokasinya. Namun, indikasi awal menunjukkan bahwa itu merupakan serangan rudal Rusia.
Kepala penyelidik kepolisian daerah Kharkiv, Sergey Bolvinov, menjelaskan bahwa tidak ada target militer dalam serangan pada Kamis oleh Rusia. Di tempat itu, tidak ada objek militer, tidak ada kendaraan militer. Semua yang tewas juga warga sipil, termasuk salah satunya adalah anak-anak.
1. Upaya menggali lebih banyak informasi

Serangan rudal pada Kamis menghantam kafe dan toko. Serangan itu disebut serangan paling berdarah yang menewaskan warga sipil dalam satu kali hantaman selama agresi Rusia ke Ukraina. Salah satu korban adalah seorang anak berusia delapan tahun.
Dilansir CBS, OHCHR mengerahkan tim lapangan guna melakukan investigasi atas serangan tersebut. Tim bertugas berbicara dengan para penyintas dan mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai serangan itu.
Juru bicara kantor OHCHR mengaku bahwa Turk sangat terkejut dengan insiden pada Kamis di Hroza dan sangat mengutuk pembunuhan tersebut.
Kepala penyelidik polisi Kharkiv, Sergey Bolvinov, mengaku hanya menemukan potongan-potongan jasad usai insiden terjadi. Rudal itu menghantam ketika lusinan orang berkumpul untuk mengenang kehidupan tentara Ukraina yang gugur.
2. Lokasi yang diserang tidak ada objek militer
Dalam keterangannya, Bolvinov menjelaskan bahwa tidak ada objek militer apa pun di tempat yang diserang rudal. Selain itu, di lokasi tersebut juga tidak ada satu pun kendaraan militer.
"Semua orang yang tewas dan terluka adalah warga sipil," kata Bolvinov dikutip dari CNN.
Tim penyelidik dan forensik telah bekerja sepanjang malam. Mereka memilah-milah puing dan mencoba menghitung serta mengidentifikasi para jenazah. Beberapa di antara jenazah itu dalam kondisi yang sangat buruk akibat kuatnya ledakan rudal yang menghantam.
"Saya yakin bahwa di masa depan hal ini akan memberi kita dasar untuk mengumpulkan semua bukti dan membawa militer Rusia yang bersalah ke pengadilan," kata polisi tersebut.
Bolvinov memberikan informasi bahwa sejauh ini 35 jenazah telah diidentifikasi. Tim terus bekerja untuk memeriksa yang lainnya. Selain mereka yang tewas, ada enam orang yang mengalami luka akibat rudal.
3. Indikasi rudal Rusia

Wilayah Kharkiv mengumumkan tiga hari berkabung akibat serangan tersebut. Para pejabat Ukraina, mengklaim bahwa rudal yang digunakan untuk melakukan serangan adalah rudal Iskander yang memiliki daya ledak kuat.
Juru bicara OHCHR Elizabeth Throssell mengatakan bahwa sangat sulit untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi di Hroza.
"Tetapi mengingat lokasinya, mengingat fakta bahwa kafe tersebut diserang, dan ada indikasi bahwa itu adalah rudal Rusia," kata Throssell dikutip dari Reuters.
Throssell mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam terhadap desa yang sebelumnya dihuni oleh sekitar 300 orang. Dengan tingginya jumlah kematian akibat serangan itu, maka semua orang di komunitas kecil tersebut terkena dampaknya.
Salah satu pemandangan menyedihkan usai insiden, menunjukkan seorang pria terlihat berjongkok di samping tubuh perempuan yang meninggal. Perempuan itu adalah istrinya. Dia terguncang dan tidak mau meninggalkan jenazah perempuan itu. Sampai kemudian ia bangkit, membantu layanan darurat mengangkat tubuh istrinya untuk dibawa pergi.