Ratusan Intelijen Israel Minta Perang Dihentikan, Netanyahu: Berisik!

- Netanyahu marah atas permintaan tentara untuk hentikan perang di Gaza
- 250 prajurit cadangan IDF 8200 dukung seruan awak pesawat
- Prajurit cadangan menuntut pembebasan sandera, menolak bertugas bawah rezim tak demokratis
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah atas permintaan para tentaranya yang menyerukan perang di Gaza dihentikan. Ia menuduh mereka mendorong musuh-musuh Israel untuk menang.
Sebanyak 250 prajurit cadangan dari unit intelijen elite militer Israel (IDF) 8200 memberikan dukungan kepada para pilot Angkatan Udara Israel. Mereka menyerukan perubahan segera dalam kebijakan perang pemerintah.
Netanyahu menuduh para prajurit cadangan itu mewakili minoritas kecil yang didanai oleh organisasi-organisasi yang menurutnya ingin menggulingkan pemerintahannya.
“Mereka adalah kelompok pensiunan yang kecil, berisik, anarkis, dan tidak peduli, yang sebagian besar sudah tidak bertugas selama bertahun-tahun,” katanya, dilansir dari Times of Israel, Jumat (11/4/2025).
1. Netanyahu menuduh para tentara mencoba melemahkan Israel

“Para penjahat ini mencoba melemahkan Negara Israel dan IDF serta mendorong musuh kita untuk menyakiti kita,” kata Netanyahu.
Menurutnya, kelemahan negara itu jadi terungkap karena aksi para sebagian kecil tentara ini.
Prajurit cadangan unit intelijen tersebut mengatakan dalam sebuah surat yang diterbitkan, mereka bergabung dengan seruan awak pesawat dalam menuntut pengembalian segera para sandera, bahkan dengan mengorbankan perubahan langsung dalam pelaksanaan perang.
Pernyataan tersebut merupakan yang terbaru dalam gelombang kritik yang berkembang dari dalam pasukan cadangan Israel atas perang yang terus berlanjut di Gaza dan kegagalan untuk mengembalikan 59 sandera yang tersisa.
2. 1.000 Veteran AU Israel desak pemerintah fokus bebaskan sandera

Seruan tersebut dimulai dengan sekelompok sekitar 1.000 veteran Angkatan Udara Israel, yang sebagian besar telah pensiun, yang menerbitkan sebuah surat yang menuntut agar pemerintah fokus membebaskan sandera.
Surat tersebut tidak menyerukan penolakan umum untuk bertugas, tetapi sebaliknya mendesak pemerintah untuk memprioritaskan pembebasan sandera daripada melanjutkan perang di Gaza. Menurut mereka, perang itu lebih mengutamakan 'kepentingan politik dan pribadi' daripada keamanan nasional.
Sekitar 60 dari 1.000 veteran IAF masih menjadi anggota cadangan aktif, dan IAF telah mengatakan bahwa mereka akan diberhentikan.
Di tengah protes terhadap agenda perombakan peradilan pemerintah yang kontroversial, beberapa kelompok anggota cadangan, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menolak bertugas di bawah rezim yang tidak lagi mereka anggap demokratis.
3. Mereka yang menolak berperang akan dipecat

Meskipun Netanyahu mengklaim demikian, IDF mengatakan Hamas telah merencanakan serangan itu setidaknya setahun sebelumnya. Namun, Netanyahu tetap bebal dan menggunakan serangan 7 Oktober sebagai 'pembenaran' perang.
"Warga Israel belajar dari pelajaran itu, penolakan untuk mengabdi adalah penolakan untuk mengabdi. Siapa pun yang mendorong penolakan akan segera dipecat," katanya.
Hamas membebaskan 30 sandera, terdiri dari 20 warga sipil Israel, lima tentara, dan lima warga negara Thailand. Mereka juga mengembalikan jenazah delapan tawanan Israel yang terbunuh selama gencatan senjata antara Januari dan Maret.