Turki Fasilitasi Kepulangan Pengungsi Suriah

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya, pada Jumat (27/12/2024), mengatakan bahwa hampir 31 ribu pengungsi Suriah yang berlindung di Turki kini telah kembali ke tanah air
Turki, yang selama ini menjadi rumah bagi sekitar 3 juta pengungsi Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011, memfasilitasi kepulangan warganya. Yerlikaya menyebut bahwa sekitar 30 persen dari mereka yang kembali adalah generasi baru yang lahir di Turki.
1. Pengungsi Suriah bisa kembali ke Turki untuk sementara waktu
Dilansir dari Al Jazeera, Yerlikaya mengungkapkan bahwa hingga Jumat (27/12/2024), sebanyak 30.663 pengungsi Suriah telah pulang ke negara mereka. Angka ini meningkat sekitar 5 ribu orang hanya dalam waktu tiga hari sebelumnya.
“Jumlah orang yang kembali adalah 30.663, dan 30 persen di antaranya lahir di Turki,” jelas Yerlikaya kepada TGRT News Channel.
Yerlikaya mengatakan bahwa mereka akan diizinkan meninggalkan Turki dan kembali masuk hingga tiga kali pada paruh pertama 2025. Langkah ini diambil untuk memudahkan pengungsi beradaptasi dengan kondisi di Suriah pascakonflik.
Presiden Recep Tayyip Erdogan turut mengatakan, pembukaan kembali Konsulat Jenderal Turki di Aleppo dalam beberapa hari mendatang akan memperkuat koordinasi antarnegara.
“Kami juga akan mendirikan kantor manajemen migrasi di Aleppo untuk membantu mereka yang kembali,” kata Yerlikaya.
2. Strategi pemerintah Turki untuk pemulihan hubungan
Dilansir dari Al Mayadeen, pembentukan kantor migrasi di Aleppo menjadi salah satu langkah konkret pemerintah Turki untuk mendukung kepulangan pengungsi. Aleppo sendiri merupakan kota asal sebagian besar pengungsi yang kini tinggal di Turki.
Presiden Erdogan optimistis terhadap pemerintahan baru Suriah di bawah Ahmad al-Sharaa, tokoh yang memimpin transisi pasca kejatuhan al-Assad.
Kejatuhan al-Assad yang didukung oleh oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) turut mempercepat upaya normalisasi hubungan bilateral.
Yerlikaya mengatakan bahwa Turki akan menjadi negara pertama yang membuka kembali kedutaan besar di Damaskus pada Sabtu (14/12/2024). Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan stabilitas kawasan dan memfasilitasi dialog antar negara.
3. Harapan baru bagi pengungsi Suriah
Dilansir dari Al Arabiya, banyak pengungsi yang melihat momen ini sebagai awal baru untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Meski tantangan masih ada, pemerintah Turki berharap kepulangan massal ini akan membantu meringankan tekanan sosial dan ekonomi di dalam negeri.
Optimisme tetap tumbuh di tengah masyarakat Suriah. Dengan pembukaan kembali konsulat dan kedutaan, serta adanya dukungan internasional, kepulangan pengungsi diharapkan menjadi langkah pertama menuju rekonsiliasi dan pembangunan kembali negara mereka.